Page 121 - 3 Curut Berkacu
P. 121
Pasar Senen di Hari Minggu 103
kami. Semuanya disatukan dalam ikatan ‘Bhinneka Tunggal Ika’, walau berbeda-beda tetap satu jua. Ah, gue tambah sayang sama Indonesia gue, ‘I love you Indonesia’.
Benar saja, setelah kami sampai di ujung gang, kami menyaksikan banyak toko-toko yang buka. Baiklah, kami kini siap ‘shoping-shoping’ dah! Hahaha...
“Berang-berang makan kokat!” celetuk gue berpantun. “Cakeeeeep!” sambung Bima.
“Berangkaaaaat!” seru gue mengajak yang lain mulai
berbelanja.
Rencana belanja gue kali ini adalah membeli celana
PDL dan tas paha. Gue memperhatikan banyak senior- senior gue yang memakai tas paha di celana PDL, membuat gue terkesima dan tertarik memilikinya juga. Mungkin, jika tas itu dipakai oleh Polisi, digunakan untuk menyimpan senjata atau peluru. Tapi jika anak Pramuka yang pakai, digunakan untuk menyimpan ponsel, menyelipkan tongkat VR atau yang biasa dikenal dengan tongkat satpam, dan alat-alat P3K yang kecil-kecil seperti perban, obat merah, hansaplas, dan lainnya.
Kami masih berjalan menelusuri lapak demi lapak. “Mari, kak, dipilih... dipilih dulu saja, kak,” kalimat ini mengukiti kami setiap melewati toko. Sudah banyak toko yang terlalui, toko busana Muslim, toko parfum, toko alat rumah tangga, sampai toko BH dan CD tapi ini bukan BH atau Baju dan Handuk dan bukan CD musik loh, ini BH dan CD daleman khusus kaum Hawa!
Gue perhatikan rupa-rupa CD yang terpajang, berwarna-warni, motif beragam, yang polos juga ada. Ngomong-ngomong, katanya, karakter wanita itu