Page 189 - 3 Curut Berkacu
P. 189

 Rona Senja Yang Sama 171
kenal umur. Mulai dari bayi sampe orang tua, semua bisa dijemput maut kapan aja,” sambungnya.
“Yang penting itu, kita harus tetap berusaha dan berdoa, semoga aja Allah bukain hatinya Kak Sanan untuk memilih kita bertiga masuk jadi panitia acara itu,” lanjutnya menjelaskan.
Kali ini penjelasan Iqbal membuat gue agak lega dan termotivasi, gue harus rajin-rajin berdoa agar Allah bukakan hati Kak Sanan untuk memilih kami bertiga, dan gue harus semakin giat ikut latihan baik di Ambalan maupun di Saka.
Tanpa terasa, rona senja mulai nampak. Obrolan kami sore ini, meskipun singkat namun memberikan energi yang berbeda. Kami akhirnya berpisah dan kembali ke rumah masing-masing. Di tengah perjalanan pulang, gue merencanakan saat tiba di rumah nanti gue ingin segera searching tentang Raimuna Nasional sebelumnya, mungkin saja bisa memberikan gue gambaran lebih gamblang tentang acara itu.
***
Sabtu sedang menjemput gue lagi. Selepas latihan di
Ambalan siang ini, gue masih harus beranjak menghadiri sebuah wawancara. Secarik kertas surat pemberitahuan dari DKR Bekasi Timur dilayangkan ke Dewan Ambalan gue, isinya mengajak para pegerak Ambalan yang ada di wilayah Bekasi Timur untuk ikut seleksi penerimaan anggota DKR untuk periode ini.
Gue kini tengah duduk di sebuah kursi kayu dalam ruangan bernuansa putih, setidaknya pernah putih. Catnya yang agak mengelupas dan beberapa bagian dengan tempelan-tempelan membuat dinding ini jauh dari kata


























































































   187   188   189   190   191