Page 23 - 3 Curut Berkacu
P. 23
Dunia Baru 5
mengangguk sama.
“Ehe,” dia malah begitu lagi.
Ibu kanting depan gue sampe bingung, ‘Nih bocah
ngapa ngangguk-ngangguk kepala terus di depan gue’, seperti itulah mungkin pikir ibu kantin, sambil terpaku dan bingung liat gue sama senior saling angguk kepala berulang-ulang kayak anjing aksesoris mobil. Ya, begitu aja terus sampe banci mampang tobat juga. Tanpa panjang lebar, gue langsung tanya aja soal Saka Bhayangkara yang gue minati itu.
“Kak, maaf ya, saya mau tanya, saya kan tertarik dan minat masuk ke Saka Bhayangkara, itu gaimana caranya ya, kak?” Tanya gue.
“Oh, kamu minat masuk Saka?” Jawabnya sambil melirik gue yang berada agak di belakangnya. Gila cuy, tatapan lirikannya ke gue tajem banget, anjrit! Udah gitu, natap gue sambil nyengir naikin bibir kiri atasnya sekitar 30 derajatlah ya.
“Iya Kak, saya mau bergabung Saka itu, hehehe...” Sambung gue sambil tersenyum.
“Oh bisa... bisa dek!” Ujarnya.
“Besok Minggu, kamu ke Polres aja, deket alun-alun Kota Bekasi, Bhayangkara latihannya di situ, jam 09.00 pagi dek!” Lanjutnya menjelaskan ke gue.
“Oh, begitu ya Kak, iya deh, makasih ya Kak,” sahut gue, dan tanpa dialog panjang lagi, gue ambil cireng dan es teh gue yang sudah gue pesan dan langsung cabut dari kantin.
Ucapan terima kasih gue direspon tanpa satu kata pun, hanya tersenyum, dan menaikkan –lagi, bibir atasnya