Page 25 - 3 Curut Berkacu
P. 25

 Dunia Baru 7
Tanpa banyak pikir, gue turunin standar motor. Sejenak sambil menunggu ‘sikon’, gue terdiam dan membisu tanpa kata-kata sambil duduk di atas jok motor. Kadang gue menyilangkan kaki kiri di atas paha kanan gue. Kalau mulai pegel, gue ganti posisi sebaliknya. Karena sedang gak ada kerjaan, kadang gue sambil hitungin mobil-mobil yang ada di parkiran.
Tiba-tiba seorang wanita muda datang dan berteriak, ‘Oiii...’ Teriaknya dengan lantang sambil berlari ke arah gue dari arah pohon seri. Karena bacotnya gede banget, bukan gue aja yang spontan nengok. Anggota Pramuka lainnya juga nengok dan menatap gue yang lagi asyik santai di atas motor sambil menunggu kegiatan dimulai. Tatapan mereka seakan sinis, seolah bingung, ‘Apa yang terjadi? Kenapa cowok itu disorakin? Maling, ya, maling?’ Katanya sambil bisik-bisik ke kuping teman sebelahnya. Tapi itu yang gue pikirkan sih.
Wanita itu menghampiri gue, ‘emmm, siapa dia?’ Tanya gue dalam hati.
“Eh, kamu dek, sudah dateng ya, naik apa ke sini?”
Masih dalam rasa kebingungan sama wanita ini, gue jawab, “Iya kak, baru datang, naik motor ini,” sambil gue pegang setang motor gue, menunjukkan bahwa ini motor gue yang gue pakai datang ke sini.
Dan lu tau? Wanita ini tersenyum manis ke gue, tapi ada yang janggal. Gue perhatikan bibir kirinya kok naik ya saat dia tersenyum. Persis seperti kejadian di kantin sekolah Sabtu kemarin. Gua serasa mendengar bisikan gaib, kalau ini beneran senior gue yang kemarin berikan info lokasi latihan Saka Bhayangkara. Dan ternyata memang beneran,




























































































   23   24   25   26   27