Page 24 - 3 Curut Berkacu
P. 24
6 3 Curut Berkacu
30 derajat sambil melihat gue. Ini orang struk kali ya, apa emang kabel bibir dalemnya lagi error. Kalo nyengir, bibir dia gak bisa rata, suka banget naik ke atas gitu, rindu sama idung kali ya, jadi gak mau jauh, bisik gue sambil penasaran dalam hati.
***
Oke, pagi ini gue sudah rapi. Mengenakan seragam
Pramuka. Lengkap dengan atribut-atributnya, mulai dari kacu, ikat pinggang, baret, dan tak ketinggalan tali kor berwarna kuning yang menandakan jika gue sekarang sudah Pramuka Penegak.
Motor sudah gue panasin, suaranya yang menderu saat gue tarik gasnya seakan berucap, ‘Gue sudah siap ditunggangin, Yu! Ayo kita tancap!’ Tak lama, gue sudah berangkat menuju Polres Bekasi yang tidak jauh dari Alun- Alun Kota. Kebeneran, lokasi latihan itu tidak asing buat gue. Karena saat malam tiba, di Alun-Alun itu ada banyak banget tukang jajanan. Terkadang gue ke Alun-Alun sekedar cari jajanan sambil nongky lesehan bareng teman-teman gue.
Roda motor gue terus berputar, melaju menelusuri jalan-jalan menuju Polres Kota. Jarak gue semakin dekat. Gue liat sudah banyak anak-anak Pramuka bergerombol di bawah pohon seri di parkiran luar Polres. Melihat ramai- ramai baju coklat di sana, gue bergegas menghampiri dan memarkirkan motor. Gue parkir motor gue di sebelah paling pojok deket Vespa tua yang sudah karatan. Cari parkiran sejuk, begitu niat gue. Soalnya, mau parkir di bawah pohon yang rindang, sudah dipenuhi juga dengan kendaraan para anggota kepolisian dan anak-anak Pramuka yang lebih dulu datang.