Page 334 - 3 Curut Berkacu
P. 334
316 3 Curut Berkacu
puluhan DM yang masuk. Gue melihat satu per satu, tapi ada satu DM yang sangat menarik perhatian gue, dan setelah gue baca, langsung pula gue balas.
‘Maaf nih, baru aktif HP gue, jadi baru buka DM.’
‘Iya, gue turut berduka cita ya.’
‘Oya, kemarin itu gue ke rumahnya kok, tapi ternyata
jenazahnya sudah dibawa ke Jawa, gue telat datang.’
Gue menunggu beberapa menit setelah DM gue mulai dibaca oleh pemilik akun itu. Dia mulai mengetik. Sebenarnya ada rasa was-was dan gak enak hati, tapi gue abaikan karena isi pesannya memang untuk mengabarkan
tentang kematian Iqbal, meskipun gue telat membacanya. ‘Iya, makasih ya, Yu.’
‘Gue juga baru balik dari Jawa kok.’
Hah, gue cukup sontak juga membaca balasan DMnya, berarti dia ikut mengantarkan jenazah Iqbal juga ke Jawa.
‘Oh, jadi lu ikut ke Jawa juga?’
‘Iya, Yu.’
‘Semua keluarga kami ke Jawa mengantarkan Mas
Iqbal untuk dikebumikan, Yu.’
Gue benar-benar gak ngerti dengan tulisan terakhir
ini deh. Semua keluarga dia, katanya. Emang sudah sejauh itu ya hubungan Iqbal dan Fiera, sehingga semua keluarga Fiera juga harus ikut ke Jawa. Gue penasaran banget.
‘Maksud lu? Semua keluarga lu?’ tanya gue semakin kepo.
‘Iya, Yu, Mas Iqbal itukan kakak gue.’
‘Hah? Kakak lu? Maksud lu, Fer?’
‘Mas Iqbal itu kakak sepupu gue, Yu, anak dari Bude
gue. Gue kan anak tunggal, jadi selama ini Mas Iqballah