Page 335 - 3 Curut Berkacu
P. 335
Tersingkap 317
yang menjadi kakak gue. Dia selalu ngejagain gue, nemenin gue ke mana aja, nganterin gue, ngajarin gue, makanya gue sangat kehilangan banget setelah kepergian Mas Iqbal. Ini aja gue lagi nangis, Yu.’
Penjelasan Fiera membuat gue seakan ikut tersengat listrik yang tak kalah tinggi tegangannya. Selama ini gue salah tentang Iqbal. Gue mengira mereka pacaran.
Sangat lama gue memandangi kalimat-kalimat penjelasan Fiera itu. Begitu naifnya gue selama ini. Telah salah sangka pada Iqbal tentang Fiera. Bodohnya gue selama ini, telah menjauh dari Iqbal tanpa sedikit pun dia tahu sebabnya.
Dada gue berkecamuk hebat. Tubuh gue gemetar, mendadak terasa seperti menggigil kedinginan, tapi keringat ikut mengucur. Nafas gue tidak beraturan seperti habis berlari maraton. DM Fiera bagaikan tamparan bertubi- tubi yang gue terima tanpa sanggup menghindarinya.
Ya Allah, apa yang telah gue lakukan.
Sepanjang perjalanan menuju pulang ke rumah, gue menangis sejadi-jadinya. Gue tidak lagi memedulikan apapun yang akan terjadi saat gue mengendarai ini. Gue seperti kesetanan.
“Iqbaaaaaal....”
“Iqbaaaaaal....”
“Iqbaaaaaal....”
Gue memanggil nama Iqbal berulang-ulang, gue
berteriak kencang. Kadang dilihatin oleh pengendara lain, tapi gue tidak peduli lagi.
“Iqbaaaal, maafin gue, Bal!”
Gue menangis tersengut-sengut, mengulang-ulang