Page 33 - Materi Teks Fabel_Media Pembelajaran E-Modul Mendongeng Untuk Peserta Didik Kelas VII SMP
P. 33
E-MODUL MENDONGENG SMP KELAS VII
Burung Kenari dan Cucak Rowo mengetahui penyebab Burung Murai Batu
menghentikan nyanyian. Hal tersebut dikarenakan Burung Murai Batu mendengar suara
sangat merdu milik manusia yang sedang bernyanyi. Burung Murai Batu memalingkan
wajahnya, ia merasa malu, tetapi akhirnya ia melanjutkan nyanyiannya hingga
dihentikan oleh Burung Kenari dan Cucak Rowo.
“Diam kau, Murai Batu! Apakah kau tak mendengar suara manusia itu? Suaranya jauh
lebih merdu dibandingkan dirimu!” ucap Burung Kenari.
“Iya, betul. Kau tidak tahu diri, ya? Dasar burung angkuh! Ayo tepati janjimu untuk
tidak berkicau selamanya!” ketus Burung Cucak Rowo.
Tak terima dengan semua ujaran yang dilontarkan kedua burung tersebut, akhirnya
Burung Murai Batu angkat bicara.
“Kalian yang seharusnya diam! Penilaian kalian terlalu subjektif terhadap suaraku.
Lebih baik kita meminta kupu-kupu untuk menjadi juri. Dia nanti yang akan menilai
suaraku dan suara manusia itu!” ujar Burung Murai Batu.
Akhirnya kedua burung tersebut sepakat dengan permintaan Burung Murai Batu.
Kupu-kupu yang sejak tadi hinggap di atas kepala manusia yang sedang bernyanyi itu,
tentu saja dengan lantang memberikan penilaian bahwa suara manusialah yang paling
merdu, bukan seekor Burung Murai Batu yang sombong.
Burung Kenari dan Cucak Rowo tertawa diiringi tatapan sinis, setelah mendengar
penilaian dari Kupu-kupu. Burung Murai Batu yang malang, ia merasa sangat sedih dan
malu. Ia memutuskan untuk terbang sangat tinggi dan menepati janji untuk tidak
mengeluarkan kicauannya yang merdu lagi.
Ketika terbang tinggi melalui langit-langit yang tak terbatas, meskipun seberapa
tinggi Burung Murai Batu terbang. Terbesit di pikirannya, bahwa langit sama halnya
dengan kehidupan. Tak dapat dipungkiri bahwa di atas langit masih ada langit, seperti
Burung Murai Batu yang merasa suaranya paling merdu dan tak ada makhluk lain yang
dapat menandingi, hingga pada akhirnya muncullah manusia yang memiliki suara jauh
lebih merdu dibandingkan dirinya. Boleh karena itu, sehebat apa pun kemampuan yang
dimiliki pasti akan ada saja yang lebih baik, sangat tidak etis bila hanya merasa diri
sendiri yang paling hebat dan yang terbaik. Kemudian, Burung Murai Batu tersadar oleh
realitas bahwa sehebat apa pun dirinya, pasti akan selalu ada yang lebih hebat dan lebih
baik dari dirinya. Ia pun berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak pernah angkuh lagi
dalam menjalani kehidupannya.
Karya : Nur Hamidah
Bahasa Indonesia | 31