Page 18 - deCODE Vol 2/2018
P. 18

Perjalanan Karier dan Pendidikan
Lahir dan besar di kota Melayu Deli, Medan, Ahmad dibesarkan oleh keluarga yang sederhana. Ayahnya adalah seorang pedagang, sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga. Dididik oleh kedua orangtua yang disiplin tetapi penuh kasih sayang.
Ahmad menempuh pendidikan di SD Widya Segara, SMPN VI dan SMAN I Medan. Lalu memutuskan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dengan merantau. Ia
berhasil menyelesaikan S1 di Universitas
Teknik Bandung (ITB) jurusan Teknik Fisika dan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan S2 & S3 di University of Dayton, Ohio, USA dengan jurusan Materials Engineering.
Ahmad mengaku, saat ia kelas 3 SD adalah pertama kalinya
pemerintah
memberikan
program agama
ke sekolah-
sekolah.
Sehingga sejak
saat itu, selama
sekolah di
Medan, ia
mulai belajar
agama di
sekolah. Tidak
puas dengan
itu, Ahmad juga
belajar agama
di masjid dekat rumahnya setiap
malam minggu. Mempelajari dan memperdalam ilmu agama pun menjadi salah satu kegiatan yang
wajib dilakukan Ahmad sampai sekarang.
“Namanya manusia pasti tidak ada yang sempurna. Pasti akan ada salahnya. Tapi selama belajar agama, saya belajar yang namanya iman, islam dan ihsan. Membuat saya cepat sadar jika berbuat salah. Menurut saya itu penting sekali karena disitulah ada dialog kita dengan tuhan,” ujar Ahmad.
Ada peristiwa penting yang Ahmad tidak pernah lupakan saat ia sedang menyelesaikan tugas akhir S1-nya di ITB, Bandung. Ahmad mendapat kabar bahwa usaha orangtuanya di Medan, kebakaran.
Namun, Ahmad dididik oleh keluarganya
agar selalu mengutamakan sekolah. Sehingga orangtua Ahmad menyuruhnya untuk tetap di Bandung dan fokus terhadap ujian akhirnya. “Tantangan pasti ada. Namun tiap tantangan itu datang, kita harus punya prinsip. Harus ada
tekad untuk menyelesaikannya dan lawan itu,” ujarnya.
Setelah lulus S1, Ahmad bekerja di BPPT dan mulai diajak untuk
membangun serta mengembangkan Universitas Al Azhar Indonesia.
Dari situlah Ahmad mulai belajar
untuk mencontoh hal-hal yang baik dari pemimpinnya. “Kepada pemimpin itu harus terbuka,
sekecil apapun. Memberikan laporan sebagaimana yang
terjadi, jangan pernah memberikan informasi yang keliru. Harus amanah.
Penting itu,” ujar Ahmad.
Sejak September 1998 sampai saat ini, Ahmad juga masih aktif
menjadi anggota IIFTIHAR (The
 20 deCODE Magazine




























































   16   17   18   19   20