Page 70 - E-Modul Termokimia Berbasis PBL
P. 70
Penentuan Perubahan Entalpi (∆H) Berdasarkan Hukum Hess
Kebanyakan reaksi kimia tidak dapat disintesis secara
langsung dari unsur-unsurnya. Pada beberapa keadaan, reaksi
kimia berlangsung secara lambat, atau terjadi reaksi samping yang
menghasilkan zat-zat selain senyawa yang diharapkan. Pada kasus
seperti ini, untuk menentukan (∆H f dapat dilakukan dengan cara
o
pendekatan tidak langsung yang didasarkan pada hukum
penjumlahan kalor (Hukum Hess). Hukum Hess (Hess’s law)
dinyatakan sebagai ―Bila reaktan diubah menjadi produk,
perubahan entalpi akan bernilai sama, terlepas reaksi berlangsung
dalam satu tahap maupun beberapa tahap‖. Hukum hess
didasarkan pada fungsi keadaan, yang berarti bahwa ∆H hanya
bergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi (hanya pada sifat
reaktan dan produk).
Menurut Henry Hess, besarnya kalor reaksi (∆H) suatu reaksi yang
berlangsung beberapa tahap ditentukan sebagai berikut:
1. Apabila reaksi dapat dinyatakan sebagai penjumlahan
aljabar, kalor reaksi juga merupakan penjumlahan aljabar
dari kalor yang menyertai reaksi-reaksi tersebut.
2. Kalor reaksi yang ditentukan/diserap tidak bergantung
pada jalannya reaksi, tetapi bergantung pada kondisi zat-zat
yang bereaksi dan zat-zat hasil reaksi.
Hukum Hess dapat digambarkan dalam bentuk diagram siklus dan
diagram tingkat energi seperti pada gambar di bawah ini:
69