Page 80 - 19. UKBM EKO
P. 80
koperasi,
2) tidak semata-mata berpikir kebendaan (materialistis), tetapi nilai
kemanusiaan dan sosial yang lebih diutamakan,
3) kejujuran dan keadilan dalam kegiatan pengurus dan anggota,
4) untuk mempertinggi kesejahteraan anggota, baik secara materiil maupun secara
spirituil,
5) adanya program-program pendidikan yang dilaksanakan secara kontinu,
6) adanya pengabdian kepada masyarakat,
7) adanya swadaya, swakerta, dan swasembada dalam koperasi,
8) tidak mencari keuntungan yang tidak didasarkan pada prinsip koperasi
Maka perangkat organisasi koperasi terdiri dari :
1. Rapat Anggota
2. Pengurus
3. Dewan Pengawas
1. Selisih Hasil Usaha (SHU
Pendapatan koperasi selama satu tahun buku setelah dikurangi biaya-biaya disebut Selisih
Hasil Usaha (SHU). Selisih Hasil Usaha adalah Surplus Hasil Usaha atau Defisit Hasil
Usaha yang diperoleh dari hasil usaha atau pendapatan Koperasi dalam satu tahun buku
setelah dikurangi dengan pengeluaran atas berbagai beban usaha. Selisih Hasil Usaha
Koperasi dibagi sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang dan anggaran dasar
koperasi. Berdasarkan Bab VIII UU Nomor 17 tahun 2012 tentang SHU dan dana Cadangan,
dijelaskan sebagai berikut :
a. Surplus Hasil Usaha (Pasal 78 UU Nomor 17 tahun 2012)
Mengacu pada ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan Rapat Anggota, Surplus
Hasil Usaha disisihkan terlebih dahulu untuk Dana Cadangan dan sisanya digunakan
seluruhnya atau sebagian untuk:
1) Anggota sebanding dengan transaksi usaha yang dilakukan oleh masing-
masing Anggota dengan Koperasi;
2) Anggota sebanding dengan Sertifikat Modal Koperasi yang dimiliki;
3) pembayaran bonus kepada Pengawas, Pengurus, dan karyawan Koperasi;
4) pembayaran kewajiban kepada dana pembangunan Koperasi dan kewajiban
lainnya; dan/atau
5) penggunaan lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar.
b. Defisit Hasil Usaha (Pasal 79 UU Nomor 17 tahun 2012)
Dalam hal terdapat Defisit Hasil Usaha, Koperasi dapat menggunakan Dana
Cadangan. Penggunaan Dana Cadangan ditetapkan berdasarkan Rapat Anggota.
Dalam hal Dana Cadangan yang ada tidak cukup untuk menutup Defisit Hasil
Usaha, defisit tersebut diakumulasikan dan dibebankan pada anggaran
pendapatan dan belanja Koperasi pada tahun berikutnya. Dalam hal terdapat Defisit
Hasil Usaha pada Koperasi Simpan Pinjam, Anggota wajib menyetor tambahan
Sertifikat Modal Koperasi.
c. Dana Cadangan (Pasal 81 UU Nomor 17 tahun 2012)
1) Dana Cadangan dikumpulkan dari penyisihan sebagian Selisih Hasil Usaha.
2) Koperasi harus menyisihkan Surplus Hasil Usaha untuk Dana Cadangan
sehingga menjadi paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari nilai Sertifikat
Modal Koperasi.