Page 70 - Memahami-Bidah-Secara-Komprehensif
P. 70
68 | Memahami Makna Bid‟ah
Berikut ini kita kutip beberapa contoh dari dua wilayah
permbagian bid‟ah tersebut;
Bid’ah Dalam Pokok-pokok Agama (Ushuluddin)
(Satu): Bid‟ah pengingkaran terhadap ketentuan (Qadar)
Allah. Yaitu keyakinan sesat yang mengatakan bahwa Allah tidak
men-taqdir-kan dan tidak menciptakan suatu apapun dari segala
perbuatan ikhtiar hamba. Seluruh perbuatan manusia, --menurut
keyakinan ini--, adalah dengan ciptaan manusia itu sendiri.
Sebagian dari mereka meyakini bahwa Allah tidak menciptakan
keburukan. Menurut mereka, Allah hanya menciptakan kebaikan
saja, sedangkan keburukan yang menciptakannya adalah hamba
sendiri. Mereka juga berkeyakinan bahwa pelaku dosa besar
bukan seorang mukmin, dan juga bukan seorang kafir, melainkan
berada pada posisi di antara dua posisi tersebut, tidak mukmin
dan tidak kafir. Mereka juga mengingkari syafa‟at Nabi. Golongan
yang berkeyakinan seperti ini dinamakan dengan kaum
Qadariyyah. Orang yang pertama kali mengingkari Qadar Allah
adalah Ma‟bad al-Juhani di Bashrah, sebagaimana hal ini telah
57
diriwayatkan dalam Shahih Muslim dari Yahya ibn Ya‟mur.
Adapun keyakinan Ahlul Haq menetapkan bahwa segala
sesuatu selain Allah adalah ciptaan Allah, dari mulai dzat atau
benda yang paling kecil hingga benda yang paling besar. Dan
Allah pula yang menciptakan segala sifat dan segala perbuatan
dari benda-benda tersebut. Segala perbuatan manusia; baik Af‟al
Ikhtiyariyyah, yaitu perbuatan yang terjadi dengan inisiatif, usaha,
kesadaran, dan dengan ikhtiar dari manusia itu sendiri, seperti
makan, minum, berjalan, dan lain-lain, maupun Af‟al Idlthirariyyah,
57 Lihat Muslim, Shahih Muslim, Kitab al-Iman. Lihat pula al-Isfirayini,
at-Tabshir fid-Din, h. 21, Ibnu Hajar al-„Asqalani, Tahdzib at-Tahdzib, j. 10, h. 225