Page 6 - Laporan Ulasan Proyek
P. 6

Pada tahun 1958, di Surabaya diadakan Kongres Ping-Pong

           yang menghasilkan keputusan : merubah PPPSI menjadi PTMSI atau
           Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia. Pada tahun 1960 PTMSI telah

           diterima  sebagai  salah  satu  anggota  TTFA,  kemudian  pada  tahun

           1961  PTMSI  diterima  sebagai  anggota  penuh  dari  ITTF.  Setelah  itu,
           PTMSI  aktif  mengikuti  kejuaraan-kejuaraan  resmi  tingkat  Asia

           maupun tingkat dunia.
                         Keikutsertaan Indonesia pada kejuaraan-kejuaraan resmi

           terus  berlangsung  sampai  sekarang  dengan  prestasi  yang

           menunjukkan  fluktuasi,  hal  ini  dapat  saja  terjadi  mengingat
           perkembangan  tenis  meja  di  negara-negara  lain  berlangsung

           dengan  cepat  dan  penggunaan  teknologi  canggih  untuk  mencetak

           atlitpun  digunakan,  terutama  dalam  pemilihan  jenis  karet  pemukul,
           sarana dan prasarana latihan, proses. latihan dan evaluasinya, serta

           usaha-usaha pembibitan atlit sejak dini.


           B. Tenis Meja



                1. Meja


                Lapangan tenis meja berbentuk persegi panjang, pada dasarnya

                meja  yang  dipakai  untuk  bertanding  tenis  meja  haruslah  rata,

                dan  terbuat  dari  bahan  yang  keras  yang  dapat  memantulkan
                bola. Permukaan meja boleh terbuat dari bahan apa saja, namun

                harus  menghasilkan  pantulan  sekitar  25  cm  dari  bola  yang
                dijatuhkan  dari  ketinggian  30  cm.  Bahan  meja  tenis  harus

                memiliki tingkat pantulan yang sesuai dengan standar























                                          Gambar 1. Lapangan Tenis Meja




                              Bahan Ajar Teori Praktek Mata Kuliah Tenis Meja                                 Page 4
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11