Page 161 - Wabah (KUMPULAN CERPEN)
P. 161
Rachmad menikahi janda betulan, saya merasa tidak teri-
ma. Apalagi setelah saya ingat-ingat lagi, Wahyudi adalah
orang yang paling dekat dengan Rachmad di rumah. Mereka
berdua sering salat berjamaah berdua. Mereka juga punya
kesepakatan tak tertulis untuk bergantian membangunkan
saya dan Jodi di jam sahur selama Ramadan. Saat hendak
memulai bisnis konveksi, Rachmad pernah terlibat diskusi
mendalam bersama Wahyudi mengenai hukum riba. Mau
tak mau saya berpikir bahwa, jangan-jangan tanpa kami
sadari selama ini, Rachmad betul-betul melakukan segala
nasihat Wahyudi sebab bagaimana pun Wahyudi adalah
abang kami yang paling saleh.
Seharusnya Wahyudi menyadari sebesar itu pengaruh-
nya terhadap keputusan-keputusan hidup Rachmad.
Seharusnya pula, Wahyudi sejak dulu membicarakan
perihal rumah tangga Rachmad kepada saya dan Jodi, agar
kami bisa lebih peka jika sewaktu-waktu Rachmad butuh
bantuan. Tibalah saya di sebuah kesimpulan; Wahyudi
memonopoli Rachmad dan itu membuat Rachmad semakin
tertutup dengan penghuni kontrakan yang lain. Bagaimana
mungkin seorang Wahyudi yang bijaksana berdiam saja
ketika Rachmad terjerat utang sangat banyak, sementara
sikapnya itu justru membuat saya terlambat membantu
menyelamatkan bisnis saudara kami yang malang itu?
Kesimpulan ini membuat saya meradang. Sengit
bukan main. Saya jadi susah tidur. Keinginan balas den-
dam membuncah kepada Wahyudi. Tapi bagaimana bisa?
Wahyudi adalah sahabat, teman rumah, bahkan sudah saya
143