Page 162 - e-MODUL BIOLOGI BERBASIS SOCIO SCIENTIFIC ISSUE KELAS XI_Neat
P. 162
Kesehatan No. 36 Tahun 2009. Tapi stigma negatif terhadap praktik aborsi di negara
berpenduduk 88 persennya adalah muslim ini memang telah mendarah-daging.
Sekitar 89 persen orang Indonesia meyakini bahwa aborsi sulit diterima secara moral,
menurut survei Pew Research Center pada 2013. Kebutuhan layanan aborsi aman bisa
memunculkan kontroversi sangat tajam dari spektrum agama hingga politik.
Psikolog Ninuk Widyantoro dari Yayasan Kesehatan Perempuan berkata
hampir pasti orang akan merespons negatif saat mendengar kata “aborsi”.
“Masyarakat kita ini aneh kalau dengar aborsi langsung marah. Tapi biasa saja saat
melihat perempuan hamil minum jamu-jamuan, jus nanas, dan lain-lain,” ujarnya,
merujuk praktik pengguguran janin sangat berisiko karena minimnya akses pada
aborsi aman. Dr. Suryono Slamet Iman Santoso, SpOG, mantan Ketua Persatuan
Obsitetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), mengatakan hal serupa. Ia menyebut
wacana aborsi legal di Indonesia, ketika dimunculkan dalam kebijakan politik,
menjadi “gagasan yang bisa jadi peluru simpanan lawan”. “Ujung-ujungnya, ujar
Suryono, "para pemimpin takut kehilangan jabatan.”
Baik Ninuk maupun Suryono adalah para penggiat medis yang mendorong
praktik aborsi aman di Indonesia. Mereka menentang pendapat populer masyarakat
Indonesia yang kerap mengecap praktik aborsi sebagai kejahatan melawan kehendak
Tuhan, perbuatan dosa, dan pelakunya adalah pembunuh. Pendapat populer itu tak
sepenuhnya tepat.
Mengacu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2016, aborsi adalah
upaya mengeluarkan hasil konsepsi dari dalam rahim sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan. Artinya, tindakan aborsi tak bisa digolongkan sebagai pembunuhan.
Namun, perdebatannya bisa melebar tentang penetapan janin sebagai entitas hidup.
Kelompok anti-aborsi berpandangan proses kehidupan dimulai saat sperma dan sel
telur bertemu. Ada juga yang berpegang pada dalil agama bahwa ruh manusia
ditiupkan saat janin berumur 120 hari.
Bila mengacu pada dalil tersebut, sesungguhnya, segala aturan mengenai aborsi
aman, baik yang disusun Badan Kesehatan Dunia (WHO) maupun Indonesia, boleh
dilakukan. WHO menetapkan batas waktu aborsi aman hingga 14 minggu kehamilan
Sistem Repoduksi | 149