Page 28 - Indra sakti
P. 28

teguh  adat  resam,  serta  menghargai  orang  yang
            datang.  Konsep  ini  tertuang  dalam  ungkapan  Melayu

            “Usul menunjukkan asal, bahasa menunjukkan bangsa.
            Taat pada petuah, setia pada sumpah. Mati pada janji,

            melarat karena budi. Hidup dalam pekerti, mati dalam
            budi. Tak cukup telapak tangan, nyiru kami tadahkan.

            Apabila  meraut  selodang  buluh,  siapkan  lidi  buang
            miang-nya.  Apabila  menjemput  orang  jauh,  siapkan

            nasi dengan hidangannya. Sekali air bah, sekali tepian
            berubah.”

                 Ber-gagan bermakna keberanian dan kesanggupan
            menghadapi  tantangan,  harga  diri,  dan  kepiawaian.

            Petuah  ini  tertuang  dalam  ungkapan  “Kalau  sudah
            dimabuk  pinang,  daripada  ke  mulut,  biarlah  ke  hati.

            Kalau  sudah  maju  ke  gelanggang,  berpantang  surut
            biarlah mati. Bermula dari hulu, haruslah berujung pula

            ke hilir. Apa tanda si anak melayu, matinya di tengah
            gelanggang, tidurnya di puncak gelombang, makannya

            di  tebing  panjang,  langkahnya  menghantam  bumi,
            lenggangnya menghempas semak, tangisnya terbang ke

            langit, isaknya ditelan bumi, yang tak kenalkan airmata,
            yang tak kenalkan tunduk kulai”.






                                         20
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33