Page 40 - XII WAJIB KELAS IPA_SEJARAH INDONESIA-converted
P. 40
Keinginan pemerintah Belanda ini disikapi Presiden Soekarno dengan “Politik Konfrontasi
disertai dengan uluran tangan. Palu godam disertai dengan ajakan bersahabat”.
4. Konfrontasi Terhadap Malaysia
Masalah Malaysia merupakan isu yang menguntungkan PKI untuk mendapatkan tempat
dalam kalangan pimpinan negara. Masalah ini berawal dari munculnya keinginan Tengku Abdul
Rahman dari persekutuan Tanah Melayu dan Lee Kuan Yu dari Republik Singapura untuk
menyatukan kedua negara tersebut menjadi Federasi Malaysia. Rencana pembentukan Federasi
Malaysia mendapat tentangan dari Filipina dan Indonesia. Filipina menentang karena memiliki
keinginan atas wilayah Sabah di Kalimantan Utara. Filipina menganggap bahwa wilayah Sabah
secara historis adalah milik Sultan Sulu.
Pemerintah Indonesia pada saat itu menentang karena menurut Presiden Soekarno
pembentukan Federasi Malaysia merupakan sebagian dari rencana Inggris untuk
mengamankan kekuasaanya di Asia Tenggara. Pembentukan Federasi Malaysia dianggap
sebagai proyek neokolonialisme Inggris yang membahayakan revolusi Indonesia. Oleh
karena itu, berdirinya negara federasi Malaysia ditentang oleh pemerintah Indonesia
Konflik di Asia Tenggara ini menarik perhatian beberapa negara dan menghendaki
penyelesaian pertikaian secara damai. Pemerintah Amerika Serikat, Jepang dan Thailand
berusaha melakukan mediasi menyelesaikan masalah ini. Namun masalah pokok yang
menyebabkan sengketa dan memburuknya hubungan ketiga negara tersebut tetap tidak
terpecahkan, karena PM Federasi Malaysia, Tengku Abdul Rahman tidak menghadiri forum
pertemuan tiga negara.
Upaya lainnya adalah melakukan pertemuan menteri-menteri luar negeri Indonesia,
Malaysia dan Filipina di Bangkok. Namun pertemuan Bangkok yang dilakukan sampai dua
kali tidak menghasilkan satu keputusan yang positif, sehingga diplomasi mengalami
kemacetan. Di tengah kemacetan diplomasi itu pada 3 Mei 1964 Presiden Soekarno
mengucapkan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) di hadapan apel besar sukarelawan.
“Kami perintahkan kepada dua puluh satu juta sukarelawan Indonesia yang telah mencatatkan
diri: perhebat ketahanan revolusi Indonesia dan bantuan perjuangan revolusioner rakyat-rakyat
Manila, Singapura, Sabah, Serawak dan Brunai untuk membubarkan negara boneka Malaysia”.
(Taufik Abdullah dan AB Lapian, 2012)