Page 119 - E BOOK EKONOMI ISLAM
P. 119

akan diusahakannya esok. Dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui di bumi
                  mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”


                  Maksud dari ayat ini adalah, manusia itu tidak dapat mengetahui dengan pasti apa

                  yang  akan  diusahakannya  esok  atau  yang  akan  diperolehnya,  namun  demikian

                  mereka diwajibkan berdoa, berikhtiar dan bertawakal. Salah satu ikhtiar manusia
                  dalam mendayagunakan hartanya dengan cara berinvestasi sesuai prinsip Syariah.


                  Berdasarkan  uraian  ayat-ayat  di  atas,  dapat  diambil  kesimpulan  bahwa  Islam

                  memandang investasi sebagai hal yang sangat penting sebagai langkah atisipatif

                  terhadap kejadian di masa depan. Seruan bagi orang-orang yang beriman untuk
                  mempersiapkan  diri  (antisipasi)  di  hari  esok  mengindikasikan  bahwa  segala

                  sesuatunya  harus  disiapkan  dengan  penuh  perhitungan  dan  kecermatan.  Dalam
                  perspektif ekonomi, hari esok dalam ayat-ayat di atas bisa dimaknai sebagai masa

                  depan (future).


                  B.  Investasi menurut Sunnah Nabi saw.

                  Menurut  catatan  sejarah,  saat  masih  kecil  nabi  Muhammad  saw.  pernah

                  mengembala  ternak  penduduk  Mekkah.  Nabi  saw.  pernah  berkata  kepada  para
                  sahabatnya  “semua  nabi  pernah  menggembala”.  Para  sahabat  bertanya,

                  “Bagaimana denganmu,  wahai  Rasulallah?” Beliau menjawab,  “Allah swt tidak
                  mengutus seorang nabi melainkan dia pernah menggembala ternak”. Para sahabat

                  kemudian bertanya lagi, “Engkau sendiri  bagaimana wahai  Rasulullah?” Beliau
                  menjawab,  “Aku  dulu  menggembala  kambing  penduduk  Mekkah  dengan  upah

                  beberapa qirat” (Antonio 2007).




                  Profesi  berdagang  nabi  saw.  dimulai  sejak  beliau  berusia  12  tahun,  ketika  ikut

                  magang (internship) kepada pamannya untuk berdagang ke Syiria (Antonio 2007).
                  Ketika  muda,  nabi  saw.  pernah  juga  mengelola  perdagangan  milik  seseorang

                  (investor) dengan mendapatkan upah dalam bentuk  unta (Afzalurrahman 2000).







                                                        113
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124