Page 121 - E BOOK EKONOMI ISLAM
P. 121
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a. beliau berkata: Rasulullah pernah bersabda Allah telah
berfirman: “Aku menemani dua orang yang bermitrausaha selama salah seorang
dari keduanya tidak mengkhianati yang lain. Bila salah seorang berkhianat, maka
Aku akan keluar dari kemitrausahaan mereka”.(HR. Abu Daud)
Berdasarkan paparan di atas, praktik investasi sudah ada sejak nabi Muhammad
saw., bahkan beliau secara langsung terjun dalam praktik binis dan investasi. Beliau
memberikan contoh bagaimana mengelola investasi hingga mengasilkan
keuntungan yang banyak. Hal ini tidak terlepas dari pengalaman beliau yang lama
sebagai pedagang dan pengelola bisnis (muḍarib). Nabi Muhammad SAW
mempraktikkan bisnis dengansangat profesional, tekun, ulet dan jujur serta tidak
pernah ingkar janji kepada pemilik modalnya (investor). Kegiatan investasi juga
dipraktikkan di jaman amirul mukminin, Umar bin Khattab dimana ia pernah
berkata, “Siapa saja yang memiliki uang, hendaklah ia menginvestasikannya dan
siapa yang memiliki tanah hendaklah ia menanaminya (mengelolanya)” (Hidayat
2011). Oleh sebab itu, investasi dalam ajaran Islam tidak dilarang, bahkan
dianjurkan supaya memberikan dampak dan manfaat yang luas dengan terciptanya
lapangan pekerjaan dan lapangan usaha baru.
8.4. Prinsip Syariah dalam Investasi
Prinsip adalah elemen pokok yang menjadi struktur atau kelengkapan sesuatu (UII
2013), berbeda dengan asas yaitu landasan atau dasar tempat berpijaknya sesuatu
dengan tegak (Langgulung 1992). Adapun prinsip syariah yang dimaksud dalam
tulisan ini adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan ekonomi dan bisnis
berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan
dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Lembaga fatwa yang dimaksud di sini
adalah Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
115