Page 43 - Kelas IX PAI BS press
P. 43

sangat erat hubungannya dengan keimanan dan amaliyah atau perbuatan.
                        Sifat munafik hukumnya haram dilakukan oleh umat Islam karena bagian
                        dari jenis perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt. Larangan tersebut lebih
                        disebabkan oleh akibat dari perbuatan tersebut dapat membuat kerusakan.

                           Kesalehan seseorang tidak hanya diukur dari ibadah mahdah saja, tetapi
                        juga dari keluhuran akhlaknya. Ibadah mahdah seperti salat, zakat, puasa,
                        dan lain-lain yang telah dilakukan seseorang tidak cukup untuk mengukur
                        tingkat kesalehannya. Nilai ibadah tersebut harus mampu mewarnai perilaku
                        dalam kehidupan sehari-hari, yakni perilaku mulia. Jika seseorang telah
                        merasa  cukup  beribadah  kepada  Allah  Swt.,  namun  akhlaknya  tercela, ia
                        belum memiliki iman yang sempurna. Demikian juga dengan sifat menepati
                        janji. Sifat mulia ini merupakan cerminan dari kesempurnaan iman seorang
                        muslim.

                           Janji adalah hutang, hutang akan diminta pertanggung jawabannya
                        sampai di akhirat. Barangsiapa berjanji harus ditepati. Oleh karena itu, sebagai
                        seorang muslim, jangan mudah mengobral janji. Sebaiknya, apabila berjanji,
                        ucapkanlah InsyaAllah (jika Allah menghendaki). Karena kita tidak tahu apa
                        yang akan terjadi di masa akan datang. Manusia hanya merencanakan dan
                        berusaha, sedangkan hasilnya ada di tangan Allah Swt. Jika seseorang tidak
                        dapat menepati janji karena lupa atau karena alasan tertentu yang tidak
                        disengaja, asalkan mengucap InsyaAllah, Allah Swt.  akan memaafkannya.
                        Meski demikian, tetap harus meminta maaf dan memberi penjelasan kepada
                        orang tersebut.

                           Dalam sejarah hidup Rasulullah saw.,
                        beliau tidak pernah mengingkari janji.
                        Beliau selalu menepati janji kepada
                        siapa  pun.  Sudah  seharusnya  umat  Islam
                        meneladani  Rasulullah saw.  dalam hal
                        menepati janji. Jika ini dilakukan niscaya
                        akan mendapat rida dari Allah Swt. Lebih
                        dari itu, dengan selalu menepati janji, kita
                        akan mendapat kepercayaan dari orang
                        lain. Sekali saja seseorang mengingkari
                        janji, orang lain sulit memercayainya lagi.   Gambar : 2.9
                        Sungguh ini adalah kerugian amat besar.   Kepercayaan lahir dari kejujuran
                           Menepati  janji  merupakan  wujud  dari  memuliakan,  menghormati,  dan
                        menghargai sesama manusia. Orang yang selalu menepati janji akan mudah
                        menjalin  hubungan  silaturahmi  dengan  orang  lain.  Dalam  kehidupan  ini,




 Kelas IX SMP/MTs                                  Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti  33
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48