Page 51 - e-modul biologi
P. 51
ATP ADP + Fosfat + Energi
Keratin fosfat keratin + fosfat + energi
Penggunaan energi oleh otot dengan laju kontraksi yang
relatif pelan akan dapat diimbangi oleh pembentukan ATP dari
fosforilasi oksidatif (metabolisme makanan dengan menggu- nakan
oksigen). Jika kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, maka kebutuhan
energi dipenuhi dengan glikolisis anaerobik glikogen (glikolisis gula
otot tanpa oksigen) yang menghasilkan ATP dan asam piruvat.
Asam piruvat ini akan diubah menjadi asam laktat. Timbunan asam
laktat di dalam otot akan menyebabkan otot menjadi pegal. Jika
oksigen tersedia lagi, sebagian besar asam laktat itu akan diubah
menjadi glikogen otot.
Otot yang terus-menerus dirangsang akan meningkatkan
kadar asam laktat di dalam otot sehingga pengembalian asam
laktat menjadi gula otot lambat. Tertimbunnya asam laktat dalam
otot yang berlebihan dan tidak dapat ditoleransi lagi menyebabkan
tetanus atau kejang otot.
2) Mekanisme gerak otot Polos
Mekanisme dasar kontraksi otot polos sama dengan kontraksi
otot lurik. Serabut-serabutnya mengandung aktin dan miosin, tetapi
miofilamen ini tersebar. Serabut otot polos kecil, maka ion Ca++
disimpan dalam cairan ekstraseluler. Aktivasi untuk kontraksi
meliputi pemasukan ion Ca++ dan pembentukan jembatan silang
antara aktin dan miosin. Pada waktu jembatan itu terbentuk,
filamen aktin menarik "benda padat" yang berada di posisi tetap
dalam sitoplasma dan serabut itu memendek.
3) Mekanisme gerak otot Jantung
Kontraksi otot jantung menimbulkan denyut jantung. Jantung
akan berkontraksi terus-menerus selama organisme hidup. Pada