Page 22 - Ebook Listrik Statis
P. 22

3.  Penangkal Petir


                   Petir disebabkan awan besar  yang bermuatan listrik negatif sangat kuat.  Apabila awan
               kelebihan elektron maka petir bisa menyambar apa saja yang ada didekatnya. Di dunia Islam
               petir juga sudah diterangkan dengan jelas dalam al-Qur’an yang terdapat pada surat ar-Rum
               ayat 24 sebagai berikut.

                                                     ...                             

               Artinya:  “Dan  di  antara  tanda-tanda  kekuasaan-Nya,  Dia  memperlihatkan  kepadamu  kilat
               untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit ...” (QS.
               Ar-Rum: 24)

                   Pada  kata  قربلآ  artinya  “kilat”,  berarti  cahaya  yang  berkelebat  dengan  cepat  di  langit.
               Menurut  Prof.  Quraish  Shihab  dalam  Bukunya  Tafsir  al-Misbah  (Volume  10),  ayat  ini
               berbicara tentang sebagian dari apa yang dapat dilihat di angkasa. Yakni, potensi listrik pada
               awan yaitu “kilat”. Kilat adalah fenomena alam yang dapat disaksikan oleh panca indra dan
               dapat diterangkan secara ilmiah. Hal ini diperkuat oleh Benyamin Franklin yang menemukan
               penangkal  petir.  Kilat  timbul  dari  bunga  api  listrik  yang  terjadi  akibat  bersatunya  listrik
               negatif yang berada di awan yang mengandung air dengan listrik positif yang berada di bumi.
               Sejenak  sesudah  adanya  kilat  maka  akan  kedengaran  bunyi  petir  yang  nantinya  bisa
               membinasakan apa saja yang ia sambar. Kilat sebagai tanda akan adanya petir dan turunnya
               hujan yang merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah SWT.

                   Seperti  yang sudah dijelaskan di  atas, bahwa petir bisa menyambar apa  saja  yang  ada
               didekatnya. Apabila awan kelebihan elektron dan berada di atas atap sebuah gedung, maka
               gedung  terinduksi  menjadi  bermuatan  positif.  Loncatan  elektron  terjadi  dari  awan  ke  atap
               gedung  karena  adanya  gaya  tarik-menarik  antara  keduanya.  Peristiwa  ini  menyebabkan
               gedung  disambar  petir.  Untuk  menghindarinya,  atap  gedung  dilengkapi  dengan  penangkal
               petir. Perhatikan Gambar 1.17 di bawah.























                                                     Sumber: http://mafia.mafiaol.com
                                                    Gambar 1.17 Proses terjadinya petir

                     Prinsip  kerja  penangkal  petir  memanfaatkan  sifat-sifat  muatan  listrik  yang  terkumpul
               pada  bagian  yang  lancip.  Penangkal  petir  biasanya  berupa  tongkat  berujung  runcing  yang
               terbuat  dari  tembaga  dan  diletakkan  di  bagian  atas  gedung.  Ujung  bawahnya  (pangkal)
               dihubungkan  dengan  lempeng  logam  yang  ditanam  di  dalam  tanah.  Penangkal  petir
               melindungi gedung  dari sambaran petir melalui dua cara, yaitu sebagai berikut:

                    22       Listrik Statis
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26