Page 15 - MATERI KELAS 6 SEM 1
P. 15

Surat  Paulus  ini  berisi  nasihat  kepada  jemaat  Korintus  agar

               mengusahakan kebaikan-kebaikan dalam jemaat. Mereka diminta
               agar menolong, menghibur, mendorong, dan menguatkan mereka

               yang membutuhkan. Sayangnya, pada waktu itu jemaat Korintus

               hanya  sibuk  mementingkan  satu  karunia  dari  Allah,  yaitu

               berbahasa  roh  (berkata-kata  dalam  bahasa  asing  yang
               sebelumnya  tidak  dipelajari  lebih  dahulu).  Padahal,  menurut

               Paulus,  karunia  itu  bukanlah  karunia  yang  utama.  Rupanya

               jemaat  Korintus  telah  melebihlebihkan  kepentingan  karunia

               bahasa         roh      dalam         ibadah        umum,         sehingga          mereka

               mementingkannya lebih dari karunia yang lain.
                      Apalagi,  mereka  menjalankannya  tanpa  penafsiran.  Mereka

               bangga jika bisa berbahasa asing dalam ibadah. Padahal, ibadah

               bukanlah  sarana  untuk  membanggakan  atau  menyombongkan

               diri,  tetapi  ibadah  adalah  sarana  untuk  merendahkan  diri  di

               hadapan Tuhan yang Mahakuasa. Paulus berusaha memperbaiki
               penyalahgunaan  karunia  itu  dengan  jalan  menunjukkan  bahwa

               bahasa  roh  tanpa  penafsiran  sama  sekali  tidak  menguntungkan

               dalam ibadah umum.

                      Lalu  agar  jemaat  mengerti,  Paulus  bercerita  tentang
               pengalaman  pribadinya.  Pada  ayat  15,  kamu  akan  menemukan

               Paulus  membicarakan  tentang  penggunaan  bahasa  roh  secara

               pribadi  yang  ditujukan  kepada  Allah.  Paulus  menggunakan

               bahasa  roh  tidak  hanya  untuk  berdoa,  tetapi  juga  untuk
               menyanyi,  memuji,  dan  mengucapkan  syukur  kepada  Allah.

               Menurut  Paulus,  bernyanyi  yang  baik  dalam  ibadah  adalah

               bernyanyi  yang  menggunakan  akal  dan  budi.  Artinya  tidak  asal

               bunyi dan bersuara, bernyanyi tidak jelas, katakatanya, dan cara

               mengucapkannya,  serta  maksudnya.  Sebaliknya,  kita  harus
               bernyanyi  dengan  pengucapan  yang  jelas,  kata-katanya  dapat

               dimengerti, dan isi atau tujuan nyanyian dapat dihayati oleh yang

               menyanyikan maupun yang mendengarkannya.
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20