Page 114 - Buku Siswa Sosiologi Kelas XII Model CVE OK2
P. 114
Sistem demokrasi Pancasila sebagaimana yang dibicarakan pada bagian atas tidak dating
dengan sendirinya namun tetap saja bersumber dari berbagai macam kearifan local dalam
masyarakat Indonesia. Berikut beberapa contoh kearifan local suku bangsa di Indonesia yang
mendukung terbentuknya sistem Demokrasi Pancasila di Indonesia.:
1. Minangkabau
“Bulek Aia Dek Pambuluah Bulek Kato Dek Mupakaik Nan Bulek Samo Kito Golongkan
Nan Picak Samo Kito Layangkan”
Falsafah diatas mengandung Arti bahwa kata sepakat itu pada intinya didapat dari hasil
perundingan dalam musyawarah. Dan apapun yang dihasilkan dari proses musyawarah harus
dijalankan secara Bersama-sama.
Bahwa jika kita cermati lebih detail lagi, dalam tersebut terdapat perumpamaan yaitu air =
Kata-kata (buah fikir) dan pembuluh (Bambu) = Mufakat (Musyawarah) artinya disini bahwa
setiap kata-kata (buah fikir) yang disampaikan oleh masing-masing pihak hendaklah seperti air
yang menyejukan dan Jernih (artinya Jelas atau faham pokok persoalan atau bersifat positif
tanpa adanya unsur negatif seperti amarah, curiga, kata cacian, hinaan, akal bulus, Dll.) serta
tidak kaku atau keras kepala namun dapat melebur bersama, dan diwadahi dengan musyawarah
yang diibaratkan seperti Pembuluh (Bambu) yang mana jika dilihat ialah wadah yang lurus
(Jelas Alurnya) serta wadah atau Penambung yang bagus serta sejuk didalamnya dan jika di isi
air diatasnya tidak akan mendidih ketika dipanaskan.
Makna dari “Nan Bulek Samo Kito Golongkan Nan Picak Samo Kito Layangkan”
Mengandung makna bahwa apapun bentuk hasil kesepakatan tersebut harus dilaksanakan
bersama. Cara pelaksanaan kesepakatan itu tergantung dari bentuk hasil kesepakatan yang
disepakati tersebut. Disisni dapat kita fahami bahwa segala sesuatu bentuk Permasalahan
yang dihadapi oleh orang Minangkabau haruslah selalu diselesaiakan secara Musyawarah,
apabila tercapai kesepakatan bagaimana pun juga bentuk kesepakatan tersebut tetap harus
dilaksanakan bersama menggunakan cara tertentu tergantung bagaimana bentuk
kesepakatannya.
109
SOSIOLOGI XII Suplemen Pendidikan Pemilih