Page 23 - Buku Referensi Bencana Tanah Longsor Penyebab dan Potensi Longsor
P. 23
10
Kerentanan tanah longsor dapat dikaji dengan metode
heuristis (analisis pembobotan faktor penyebab tanah longsor),
statistis (analisis data tanah longsor secara statistik), deterministis
(analisis stabilitas lereng dengan pemodelan), ataupun dengan
kombinasi beberapa metode tersebut (Van Wasten, 1993). Salah satu
metode untuk mengkaji kerentanan tanah longsor yang banyak
digunakan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Pembobotan
faktor yang terbaik menurut BNPB (2012) yaitu menggunakan
AHP. Metode AHP merupakan metode pengambilan keputusan
dengan menguraikan masalah multi faktor dan multi kriteria yang
kompleks menjadi suatu hierarki. Dengan hierarki, permasalahan
yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompok
permasalahan yang lebih kecil sehingga permasalahan akan tampak
lebih terstruktur dan sistematis.
Dengan menggunakan metode ini, parameter penentu
kerentanan tanah longsor dapat diolah secara sistematis untuk
menentukan tingkat kerentanan tanah longsor di daerah penelitian.
Dengan perhitungan perbandingan matriks berpasangan, maka
bobot masing-masing parameter penentu kerentanan tanah longsor
dapat dengan mudah diperoleh. Selain itu, penilaian subjektif dapat
dikontrol dengan adanya syarat perbandingan nilai konsistensi
(consitency ratio). Dapat mempengaruhi tingkat kerentanan tanah
longsor di Kota Sukabumi.
Dengan mempertimbangkan latar belakang tersebut, maka
penulis melakukan penelitian “Analisis Kerentanan Bencana Tanah
Longsor di Kota Sukabumi”.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana
tingkat potensi bencana tanah longsor di Kota Sukabumi, Jawa
Barat?”.