Page 42 - Pendidikan Ketamansiswaan Jilid 3
P. 42
3. Hidup Tumbuhnya Kebudayaan
Hidup tumbuhnya kebudayaan itu seperti hidup tumbuhnya manusia. Ada kalanya
kebudayaan itu lahir, tumbuh, maju, berkembang dan berubah, ada kalanya kebudayaan
menjadi tua, mundur, sakit-sakitan, dan mati. Bila kebudayaan bertemu dengan kebudayaan
lain, kemudian berkawan secara manasuka (asosiasi), maka kebudayaan itu akan tumbuh
dan maju. Bila kebudayaan berkawan secara dipaksa, dapat mengakibatkan kemunduran,
bahkan mungkin kematian (dekadensi kebudayaan).
Kebudayaan dapat berkawan dengan kebudayaan lain, dan keduanya dapat
menghasilkan keturunan. Bila perkawinan kebudayaan secara asosiasi (bercampur tetapi
tidak bersatu), maka keturunannya tidak murni disebut campuran atau blasteran. Keturunan
kebudayaan seperti ini biasanya tidak bertahan lama, dan akan mengalami kemunduran
(dekadensi). Bila kebudayaan kawin secara asimilasi (bersatu), maka keturunannya akan
menghasilkan kebudayaan baru, yang tumbuh berkembamg dan maju. Contoh kebudayaan
yang kawin secara asosiasi adalah penggunaan model, penjajahan ideologi, penggunaan
teori, tiru-tiruan. Contoh perkawinan kebudayaan secara asimilasi adalah perpaduan
kebudayaan a
Hidup tumbuhnya kebudayaan yang baik adalah yang bebas dan merdeka sesuai
kodrat dan irodatnya. Mereka tumbuh evolusi, yaitu terus menerus secara
berkesinambungan antara budaya waktu yang lampau, waktu yang berjalan sekarang, dan
budaya di waktu yang akan datang. Bila melalui evolusi tidak memenuhi kehendak bangsa
secara keseluruhan (nasional) maka dapat terjadi revolusi kebudayaan yaitu perubahan
secara total dan cepat untuk mengembalikan suasana yang normal.
Demikian hidup dan tumbuhnya kebudayaan selalu mengandung arti pemeliharaan,
memajukan, dan menjunjung tinggi, secara sadar dan insyaf. Karena itu kebudayaan disebut
sebagai kultur yang artinya pemeliharaan.
Bahan diskusi:
1. Hidup dan tumbuhnya kebudayaan seperti hidup dan tumbuhnya manusia. Kapan
kebudayaan itu:
a. Lahir?
41