Page 27 - Buku Kemdikbud Ki Hadjar Dewantara
P. 27

menghadapi politik kolonial desenia  ketiga waktu itu karena
            awal desenia itu GJ de Jonge yang sangat reaksioner itu menekan

            keras gerakan nasionalis dengan memenjarakan dan membuang
            tokoh-tokoh PNI pada 1929 (Ingleson, 1988).


            F. Radikalisasi dan Integrasi Nasional: Landasan
                 Kultural Baru
                   Radikalisasi adalah bentuk dan perilaku perjuangan keras
            atau  radikal  dan  sering  kali  fisikal  menghadapi  kolonialisme

            sebagai  lawan perikalu  lunak. Perubahan  ke arah  radikalisasi
            sudah kelihatan ketika dr. Tjipto Mangoenkoesoemo yang dapat
            julukan “demokrat sejati” itu gagal menyakinkan kongres BU
            agar  terlibat  dalam  politik  (Nagazumi,  1988). Dia mewakili
            golongan muda dalam kongres itu  minta agar BU mengubah
            diri dengan berjuang di bidang politik dan keluar dari orientasi
            kultural. Tentu orientasi politik lebih radikal dibanding kultural
            lewat gerakan-gerakan  politiknya  menghadapi  penjajah.  Oleh
            karena itu, setelah keluar dari BU, dia bergabung dengan DD dan

            SS mendirikan IP (1912). Sudah disebut di muka bahwa meski IP
            gagal mendapatkan izin sebagai badan hukum (rechtspersoon)
            dan  hidupnya pendek  tetapi  jiwa  dan  semangat  radikalisme
            mengilhami partai politik selanjutnya.
                    IP mengklasifikasi pengertian nasionalisme berdasarkan
            ras dan  kemutlakan domisili yang dibaginya berdasarkan ras
            yang dirasakan  beda  adalah  Indo, keturunan  campuran  dan

            totok, asli atau voel bloed dan di pihak lain dibedakannya antara
            yang blijvers, yang sudah lama tinggal di Hindia Belanda dan


                                           Gagasan Ki Hajar Dewantara  27
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32