Page 12 - PIDATO SAMBUTAN KI HAJAR DEWANTARA
P. 12

5.  Pengaruh baru  adalah terjadi dari bergaulnya  bangsa  yang  satu dengan  yang  lain,
                       pergaulan  mana  pada  sekarang  mudah  sekali,  terbawa  dari  adanya  perhubungan

                       modern. Haruslah kita awas, akan dapat memilih mana yang baik untuk menambah
                       kemuliaan hidup kita, mana yang akan merugikan pada kita, dengan selalu mengingati
                       bahwa semua kemajuan ilmu dan pengetahuan dan segala peri-kehidupan itu adalah
                       kemurahan  Tuhan  untuk  segenap  umat  manusia  di  seluruh  dunia,  meskipun
                       hidupnya masing-masing menurut garis sendiri yang tetap. Karenanya kita tidak boleh
                       menolaknya.

                       Pendidikan  Nasional  ialah  pendidikan  yang  berdasarkan  garis  hidup  bangsanya
               “kulturil-nasional”  dan ditujukan untuk  keperluan  perikehidupan  (maatschappelijk),  yang
               dapat mengangkat derajat negeri dan rakyatnya, sehingga bersamaan kedudukan dan pantas

               bekerja-sama dengan lain-lain bangsa untuk kemuliaan segenap manusia di seluruh dunia.

                       Pendidikan  Budipekerti  harus  menggunakan  syarat-syarat  sesuai  dengan  roh
               kebangsaan,  menuju  ke  arah  keluhuran  dan  kesucian  hidup  batin,  serta  ketertiban  dan
               kedamaian hidup lahir; baik syarat-syarat yang sudah ada dan baik, maupun syarat-syarat
               baru yang berfaedah untuk maksud dan tujuan kita.

                       Teristimewa haruslan kita mementingkan pangkal kehidupan kita yang terus hidup
               dalam  kesenian,  peradaban  dan  keagamaan  kita;  atau  terdapat  dalam  kitab-kitab  cerita
               (dongeng-dongeng,  mythen,  legenden,  babad  dan  lain-lain).  Semua  itu  adalah  “archief
               nasional” dalam mana ada tersimpan pelbagai “kekayaan batin” dari bangsa kita. Dengan
               mengetahui segalanya itu, niscayalah langkah kita menuju ke arah jaman baru akan berhasiol
               tetap dan kekal, karena jaman baru kita “jodohkan” sebagai “mempelai” dengan jaman yang

               lalu.

                       Berhubung dengan apa yang tersebut di atas itu perlulah anak-anak kita dekatkan
               hidupnya dengan perikehidupan rakyat, agar mereka tidak hanya dapat “pengetahuan” saja
               tentang hidup rakyatnya, namun juga dapat “mengalami” sendiri dan kemudian tidak hidup
               berpisahan dengan rakyatnya”.

                       Karena itu seyogyanyalah kita mengutamakan cara “pondok-systeem”, berdasarkan
               hidup  kekeluargaan,  untuk  mempersatukan  pengajaran-pengetahuan  dengan  pengajaran
               budipekerti, sistim mana dalam sejarah kebudayaan bangsa kita bukan barang asing. Dahulu

               bernama “asrama”, kemudian di jaman Islam menjelma menjadi “pondok pesantren”.

                       Pengajaran  pengetahuan,  adalah  sebagian  dari  pendidikan,  yang  terutama
               dipergunakan  untuk  mendidik  fikiran;  dan  ini  perlu  sekali,  tidak  saja  untuk  memajukan
               kecerdasan  batin,  namun  pula  untuk  melancarkan  hidup  pada  umumnya.  Seyogyanyalah
               pendidikan fikiran ini dibangun setinggi-tingginya, sedalam-dalamnya dan selebar-lebarnya,
               agar anak-anak kelak dapat membangun perikehidupannya lahir dan batin dengan sebaik-
               baiknya.





                                                                                                       11
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16