Page 125 - PRAKTIS BELAJAR FISIKA KELAS X
P. 125
lepaskan atau diserap pada saat perubahan wujud zat, tetapi tidak diguna- Solusi
kan untuk menaikkan atau menurunkan temperatur. Kalor ini disebut Cerdas
sebagai kalor laten dan disimbolkan dengan huruf L. Besarnya kalor ini Es yang massanya 125 gram
bergantung pada jumlah zat yang mengalami perubahan wujud (massa dan memiliki temperatur 0°C,
benda). Jadi, kalor laten adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk dimasukkan ke dalam 500 gram
air yang memiliki temperatur
mengubah wujudnya per satuan massa. 20°C. Ternyata, es melebur
Mengapa kalor yang diserap oleh suatu zat padat ketika melebur seluruhnya. Jika kalor lebur
es = 80 kalori/gram°C,
atau menguap tidak dapat menaikkan temperaturnya? Berdasarkan teori temperatur akhir campuran
kinetik, pada saat melebur atau menguap, kecepatan getaran molekul adalah .... d. 15°C
a. 0°C
bernilai maksimum. Kalor yang diserap tidak menambah kecepatannya, b. 5°C e. 20°C
tetapi digunakan untuk melawan gaya ikat antarmolekul zat tersebut. c. 10°C
Ketika molekul-molekul ini melepaskan diri dari ikatannya, zat padat Penyelesaian
berubah menjadi zat cair atau zat cair berubah menjadi gas. Setelah • m c Δ air =
air air
c
seluruh zat padat melebur atau menguap, temperatur zat akan bertambah m campuran campuran Δ campuran +m es
kembali. Peristiwa kebalikannya terjadi juga pada saat melebur, membeku, • 500 × 1 × (20 – ) =
akhir
atau mengembun. 625 × 1 × (t akhir – 0) +
Kalor laten pembekuan besarnya sama dengan kalor laten peleburan 125 × 80
yang disebut sebagai kalor lebur. Kalor lebur es L pada temperatur dan • 10.000 – 500 × akhir =
tekanan normal adalah 334 kJ/kg. Kalor laten penguapan besarnya sama 625 × akhir + 10.000
dengan kalor laten pengembunan, yang disebut sebagai kalor uap. Kalor • 1.125 × akhir = 0
uap air L pada temperatur dan tekanan normal adalah 2.256 kJ/kg. • akhir = 0°C
Perhatikan Gambar 7.4 yang menunjukkan proses perubahan temperatur Jawab: a
dan wujud zat pada sebuah es. Dari gambar tersebut terdapat proses Ebtanas 1993/1994
perubahan temperatur dan wujud zat yang terjadi, yakni sebagai berikut.
a. Proses A – B merupakan proses kenaikan temperatur dari sebongkah
es. Pada proses kenaikan temperatur ini, grafik yang terjadi adalah linear. T C
o
Pada grafik AB, kalor digunakan untuk menaikkan temperatur.
Q = m c Δ T D
AB es es 100
o
Q AB = m c (0 C – (–T )) E
es es
1
Q = m c T
AB es es 1
b. Proses B – C merupakan proses perubahan wujud zat dari es menjadi 0 B
air. Pada grafik BC, kalor tidak digunakan untuk menaikkan atau –T C t(s)
menurunkan temperatur benda, tetapi hanya digunakan untuk me- 1 A
ngubah wujud zat benda tersebut, yakni dari wujud es menjadi air. Gambar 7.4
Q = m L Grafik perubahan temperatur
dan berubahan wujud zat pada
BC
es
c. Pada grafik C – D, terjadi proses kenaikan temperatur yang sama dengan sebuah es.
proses pada (a). Akan tetapi, pada proses ini yang dinaikkan suhunya
adalah air dari 0 C sampai 100 C.
o
o
Q = m c
air air TΔ
CD
Q = m c (100°C – 0°C)
CD air air
Q = m c 100°C
CD air air
d. Sama halnya pada proses B – C, proses D – E tidak mengalami perubahan
temperatur, tetapi yang terjadi hanya perubahan wujud zat dari air
menjadi uap.
Q = m L
air
DE
Kalor 117