Page 35 - E-MODUL PENINGGALAN SEJARAH KOLONIALISME BELANDA DI BENGKULU KELAS V FINAL II
P. 35

3.  Makam Sentot Alibasyah

































                                                          Gambar 2.7
                                                Sumber: cagarbudaya.kemdikbud.go.id

                     Situs Makam Sentot Alibasyah ini terletak di Jalan Sentot Alibasyah, Kelurahan Bajak,
               Kecamatan  Teluk  Segara,  Kota  Bengkulu.  Makam  ini  berada  di  kompleks  pemakaman
               umum. Makam Sentot Alibasyah ini termasuk sebagai cagar budaya. Adapun struktur Cagar

               Budaya Makam Sentot Alibasyah awalnya tidak memiliki nisan dan hanya berupa tumpukan
               bata saja. Namun pada tahun 1985/1986 dilakukan pemugaran oleh Proyek Pemugaran dan
               Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Bengkulu. Kegiatan pemugaran tersebut

               terdiri dari pemugaran makam, pemagaran kompleks makam dan pembuatan jalan setapak.
               Pada tahun 1990an makam tersebut ditambahkan dengan nisan dan cungkup. Setelah itu,

               pada  tahun  2008  oleh  Pemerintah  Daerah  setempat  ditambahkan  kembali  satu  cungkup
               berhias dan pagar di sekitar makam diperbaiki. Tahun 2014, struktur dan bangunan makam
               dilapisi dengan marmer.

                     Sentot Alibasyah merupakan seorang panglima perang Diponegoro pada tahun 1825-
               1830. Sentot Alibasyah lahir kira-kira pada tahun 1808 dengan nama asli KPH. Ali Pascha

               Sentot Abdul Mustafa Prawirodirdjo. Kematian sang ayah di tangan Belanda menjadi salah
               satu  pemicu  bergabungnya  Sentot  dengan  pasukan  Diponegoro.  Sentot  diangkat  sebagai
               Senopati Diponegoro ketika usianya 20 tahun, tepatnya pada tahun 1828.

                     Setelah kekalahan Pangeran Diponegoro, Sentot dan pengikutnya dimanfaatkan oleh
               pihak Belanda untuk melawan kaum Paderi. Namun, Sentot Alibasyah dianggap bersimpati
               terhadap perjuangan kaum paderi hingga akhirnya beliau di buang di Bengkulu hingga akhir

               hayatnya.



                                               E - M o d u l   T e m a t i k   K e l a s   V   T e m a   7    31
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40