Page 8 - Buku Elektrokimia Rizka final
P. 8
REAKSI REDOKS
Reaksi redoks merupakan gabungan dari reaksi reduksi dan reaksi
oksidasi yang berlangsung bersamaan. Pada mulanya, kira-kira pada
abad ke-19, ahli kimia meninjau reaksi redoks hanya dari konsep
reaksi suatu zat dengan oksigen. Pada konsep ini, reaksi yang
melibatkan pengikatan oksigen merupakan reaksi oksidasi dan reaksi
yang melibatkan pelepasan oksigen merupakan reaksi reduksi.
Zat yang teroksidasi akan mereduksi pasangan reaksinya dan zat
yang tereduksi akan mengoksidasi pasangan reaksinya. Jadi, zat
yang mengalami reaksi oksidasi berperan sebagai pereduksi yang
disebut reduktor dan zat yang mengalami reduksi berperan sebagai
pengoksidasi yang disebut oksidator.
Dalam reaksi redoks terjadi perpindahan elektron yang berlangsung dari zat
yang teroksidasi ke zat yang tereduksi. Perpindahan elektron ini menyebabkan
terjadinya perubahan bilangan oksidasi. Oleh karena itu, dikembangkan juga
konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi.
Pada reaksi redoks, terdapat pula reaksi yang melibatkan
reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus pada satu pereaksi.
Reaksi ini disebut reaks autoredoks atau disproporsionasi.
Dalam reaksi redoks terjadi transfer elektron dari reduktor ke
oksidator. Pengetahuan adanya transfer elektron
memberikan manfaat dalam upaya mengembangkan
sumber energi listrik sebab aliran listrik adalah aliran elektron.
Contohnya dalam pengembangan baterai atau aki
sebagai sumber energi listrik.
Bidang ilmu yang mempelajari energi listrik dalam reaksi
kimia disebut elektrokimia. Perangkat atau instrumen yang
memanfaatkan reaksi kimia untuk menghasilkan listrik
adalah sel elektrokimia. Sel elektrokimia terdapat dua jenis
yaitu sel volta dan sel elektrolisis.
3