Page 8 - Kelompok 7
P. 8
Selain hal tersebut di atas, sesuai dengan GBHN 1999, pemerintah Indonesia hendaknya:
Mengembangkan tenaga kerja secara menyeluruh dan terpadu yang diarahkan
pada peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja peningkatan
pengupahan, penjaminan kesejahteraan, perlindungan kerja dan kebebasan
berserikat, dan
Meningkatkan kualitas dan kuantitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri
dengan memerhatikan kompetensi, perlindungan, dan pembelaan tenaga kerja
yang di kelola secara terpadu dan mencegah timbulnya eksploitasi tenaga kerja.
Ada berbagai cara dalam mengatasi pengangguran, yaitu :
1. Pengembangan mindset dan wawasan penganggur, berangkat dari kesadaran bahwa
setiap manusia sesungguhnya memilki potensi dalam dirinya namun sering tidak
menyadari dan mengembangkan secara optimal. Dengan demikian, diharapkan
setiap pribadi sanggup mengaktualisasikan potensi terbaiknya dan dapat
menciptakan kehidupan yang lebih baik, bernilai dan berkualitas bagi dirinya
sendiri maupun masyarakat luas.
2. Segera melakukan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya yang tertinggal
dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan
komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai
jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia maupun keuangan (finansial).
3. Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur.
Hal itu dapat dilakukan serentak dengan pendirian Badan Jaminan Sosial Nasional
dengan embrio mengubah PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) menjadi
Badan Jaminan Sosial Nasional yang terdiri dari berbagai devisi menurut
sasarannya. Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan
tercatat dengan baik dan mendapat perhatian khusus.
4. Segera menyederhanakan perizinan karena dewasa ini terlalu banyak jenis
perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing (PMA),
5