Page 63 - UAS IT Kelompok 6
P. 63

D.  JENJANG DAN TAHAPAN PENULISAN AL-QUR’AN


                  Penulisan dan pengumpulan Al-Qur’an dapat kita rangkum menjadi 3 jenjang dan 3 tahapan,

               yakni :


                   •  Tahapan pertama :  Pada zaman nabi Muhammad SAW pada masa ini penyandaran

                       kepada  kepada  hafalan  lebih  banyak  daripada  penyandaran  tulisan  karena  hafalan
                       sahabat sangat kuat di samping sedikitnya orang bisa baca tulis dan sarananya, oleh

                       karena  itu  siapa  saja  yang  mendengar  ayat-ayat  Al-Qur’an  turun  mereka  langsung
                       menghafalnya dan menulisnya dipelepah kurma, potongan kulit, permukaan batu cadas,

                       atau  tulang  belikat  unta,  dan  jumlah  penghafal  Al-Qur’an  ketika  masa  itu  sangat

                       banyak. Dalam kitab soheh Bukhori diriwayatkan oleh Annas bin Malik bahwasannya
                       nabi Muhammad SAW mengutus 70 orang yang di sebut Al-qura mereka di hadang dan

                       di bunuh boleh penduduk dari suku bani sulaim yaitu Riem dan Zakwam di dekat sumur
                       Ma'unah  namun  dari  kalangan  para  sahabat  yang  terbunuh  masih  banyak  yang

                       menghafal Al-Qur’an seperti : Khulafaurrasyidin, Abdullah bin mas'ud, Ubaidah bin

                       Ka'ab, dll


                   •  Tahapan kedua  :   Pada pada masa Abu bakar assiddiq thn 12 h penyebabnya ialah pada
                       perang yamamah banyak penghafal Al-Qur’an yang terbunuh diantaranya ialah salim

                       bekas budak Abu khuzaifah yaitu salah seorang yang di perintahkan rasulullah kaum

                       muslimin  untuk  mengambil  pelajaran  darinya  maka  ketika  itu  Abu  bakar
                       memerintahkan  Zaid bin tsabid untuk mengumpulkan Al-Qur’an agar tidak hilang,

                       kaum muslimin ketika zaman itu sepakat dengan apa yang dilakukan Abu bakar dan
                       mereka menganggap perbuatan itu bernilai fositif



                   •  Tahapan ketiga  :   ada zaman usman bin affan ketika ini permasalahan muncul karena
                       dialog bacaan sesuai dengan perbedaan mushaf-mushaf yang berada di para sahabat hal

                       itu  di  khawatirkan  akan  menjadi  fitnah  maka  usman  memerintahkan  untuk
                       mengumpulkan semua mushaf-mushaf agar menjadi satu kitab sehingga tidak ada lagi

                       perbedaan dialog bacaannya, kemudian usman memerintahkan kepada : zaid bin tsabit,

                       abdullah bin Ash, abdurrahman bin harist bin hisyam untuk menuliskannya kembali





                                                                                                        7
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68