Page 8 - LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
P. 8

ARTIKEL 3

                TERNYATA, DOMBA DOLLY TIDAK MATI KARENA DIKLONING,

                TETAPI...



                                                                 KOMPAS.com  -- Kloning hingga saat ini masih
                                                                 menjadi    kontroversi.   Namun,     ilmu
                                                                 pengetahuan  telah  membuktikan  bahwa  hal
                                                                 tersebut  bisa  dilakukan.Salah  satu  buktinya
                                                                 adalah Dolly, domba sekaligus hewan pertama
                                                                 yang dikloning dari sel somatik dewasa.

                                                                 Namun, Dolly hanya hidup sampai umur tujuh
                                                                 tahun, usia yang tergolong muda untuk seekor
               domba yang seharusnya bisa hidup sampai usia 10-12 tahun. Ia juga mengalami osteoartritis sejak usia
               lima setengah tahun. Para ilmuwan pun beranggapan bahwa kematiannya yang prematur berhubungan
               dengan fakta bahwa Dolly hanyalah kloning.


               Namun, penelitian terbaru  menepis anggapan lama tersebut. Sebuah temuan yang diterbitkan dalam
               SCIENTIFIC  REPORTS  berpendapat  bahwa  komplikasi  kesehatan  yang  dialami  Dolly  bukan  karena
               dikloning  dan  merupakan  sesuatu  yang  wajar.  Hipotesis  ini  muncul  setelah  para  peneliti  melakukan
               penelitian terhadap empat domba berumur delapan tahun yang dihasilkan dari jalur klonal yang sama
               dengan Dolly. Para peneliti menemukan bukti adanya osteoartritis ringan pada 3 domba dan osteoartritis
               moderat pada domba yang lainnya. Pemeriksaan hewan ini dikenal dengan "Notthingham Dollies" dan
               menyebutkan bahwa keempat klon menua dengan normal, sedangkan Dolly hanyalah sebuah anomali.


               "Namun tidak ada penilaian menyeluruh dan komprehensif tentang osteoartritis pada Dolly yang pernah
               dilakukan. Oleh karena itu, kami merasa perlu untuk mencatatnya secara langsung," sambung Sinclair
               yang merupakan profesor biologi perkembangan dari Nottingham tersebut.

               Sayangnya, tidak ada rekaman klinis atau radiografi asli yang disimpan pada kasus Dolly. Oleh karena
               itu, para peneliti harus melakukan pemeriksaan rediografi pada kerangka Dolly yang disimpan dalam
               koleksi Museum Nasional Skotlandia, Edinburgh.  Tim ini juga memeriksa  tulang milik Bonnie (anak
               perempuan Dolly yang dikandung secara alami), serta Megan dan Morag (dua hewan kloning pertama
               dari sel berbeda).


               Hasilnya menunjukkan bahwa osteoartritis yang lebih parah dialami domba yang lebih tua dibandingkan
               Dolly. Terlebih, Dolly tidak menunjukkan tanda-tanda osteoartritis yang jelas di tulang bahu, karpal atau
               sendi hocka-nya saat ia berusia 6 tahun. Distribusi keseluruhan osteoartritis pada Dolly serupa dengan
               apa  yang  terlihat  pada  domba  kloning  berusia  7-9  tahun.  "Kami  menemukan  bahwa  prevalensi  dan
               distribusi osteoartritis serupa dengan apa yang diamati pada domba yang lahir alami, dan domba kloning
               usia sehat," kata Sandra Corr, co-author penelitian ini.


               "Akibatnya, kami menyimpulkan bahwa kekhawatiran tentang kloning yang menyebabkan osteoartritis
               pada Dolly tidak berdasar," imbuh profesor dari University of Glasgow. Dolly sendiri disuntik mati pada
               2003 karena memiliki kanker paru-paru yang umum diderita domba.
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13