Page 11 - Modul Latihan (Masa Demokrasi Parlementer di Indonesia)
P. 11

11


                              Secara  umum kabinet-kabinet  tersebut memiliki  program yang  tujuannya  sama,  yaitu
                       masalah keamanan, kemakmuran dan masalah Irian Barat (saat ini Papua Barat). Namun setiap
                       kabinet  memiliki  penekanan  masing-masing,  kabinet  yang  dipimpin  Masyumi  menekankan
                       pentingnya  penyempurnaan  pimpinan  TNI,  sedangkan  kabinet  yang  dipimpin  oleh  PNI  sering
                       menekankan pada masalah hubungan luar negeri yang menguntungkan perjuangan pembebasan
                       Irian Barat dan pemerintahan dalam negeri.



                   3.  MASA KEJAYAAN DEMOKRASI INDONESIA
                              Masa  demokrasi  parlementer  adalah  masa  kejayaan  demokrasi  di  Indonesia.  Karena
                       hampir  perwujudan  semua  elemen  demokrasi  dapat  ditemukan  dalam  kehidupan  politik  di
                       Indonesia.

                              Berikut  ini  enam  indikator  ukuran  kesuksesan  pelaksanaan  demokrasi  pada  masa
                       pemerintahan parlementer:

                      1.   Pertama, lembaga perwakilan rakyat atau parlemen berperan tinggi dalam proses politik.

                           Perwujudan  kekuasaan  parlemen  terlihat  dari  sejumlah  mosi  tidak  percaya  pada  pihak
                           pemerintah. Akibatnya kabinet harus meletakkan jabatan meski pemerintahan baru berjalan
                           beberapa bulan. Seperti Djuanda Kartawidjaja diberhentikan dengan mosi tidak percaya dari
                           parlemen.

                      2.   Kedua, akuntabilitas (pertanggungjawaban) pemegang jabatan dan politisi pada umumnya
                           sangat tinggi.

                           Hal ini dapat terjadi karena berfungsinya parlemen dan juga sejumlah media massa sebagai
                           alat  kontrol  sosial.  Sejumlah  kasus  jatuhnya  kabinet  dalam  periode  ini  merupakan  contoh
                           konkret tingginya akuntabilitas.

                      3.   Ketiga,  kehidupan  kepartaian  memperolah  peluang  sebesar-besarnya  untuk  berkembang
                           secara maksimal.

                           Dalam periode ini, Indonesia menganut sistem multipartai. Pada periode ini 40 partai politik
                           terbentuk dengan tingkat otonomi yang sangat tinggi dalam proses rekrutmen, baik pengurus
                           atau  pimpinan  partai  maupun  para  pendukungnya.  Campur  tangan  pemerintah  dalam  hal
                           rekrutmen  tidak  ada.  Sehingga  setiap  partai  bebas  memilih  ketua  dan  segenap  anggota
                           pengurusnya.

                      4.   Keempat,  sekalipun  Pemilihan  Umum  hanya  dilaksanakan  satu  kali  pada  1955,  tetapi
                           Pemilihan Umum tersebut benar-benar dilaksanakan dengan prinsip demokrasi.

                           Kompetisi  antar  partai  politik  berjalan  sangat  intensif  dan  fair.  Setiap  pemilih  dapat
                           menggunakan hak pilih dengan bebas tanpa ada tekanan atau rasa takut.
                      5.   Kelima,  masyarakat  umumnya  dapat  merasakan  hak-hak  dasar  dan  tidak  dikurangi  sama
                           sekali.

                           Meski tidak semua warga negara dapat memanfaatkan hak-hak dasar dengan maksimal.




               Materi Pemelajaran IPS Kelas 9 Semester Genap
               Jarot Rekyanto, S.Pd   SMPN 2 Wangon
   6   7   8   9   10   11   12   13