Page 44 - E- MODUL BERBASIS LEARNING CYCLE 8E SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
P. 44
oleh terjadinya interaksi antar molekul terlarut (gula atau garam)
dengan molekul pelarut, sehingga molekul-molekul ini lebih sulit
untuk menjadi gas. Larutan gula dan garam akan mendidih pada
temperatur lebih dari 100 C untuk menyamakan tekanan uap
O
larutannya dengan tekanan udara luar. Hal ini dapat diamati dari
perbedaan waktu mendidihnya. Berdasarkan percobaan pada video 4,
urutan mendidihnya adalah air-larutan gula-larutan garam. Inilah
yang dinamakan kenaikan titik didih larutan terhadap titik didih
pelarut murni. Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih air
murni disebut kenaikan titik didih (∆Tb). ∆Tb merupakan singkatan
dari temperature of boiling (b = boiling = mendidih).
∆Tb = Tb - Tb
O
Persamaan 9. Hubungan ∆Tb, Tb, dan Tb
O
Keterangan:
∆Tb = Kenaikan titik didih larutan ( C)
O
Tb = Titik didih larutan ( C)
O
Tb = Titik didih pelarut ( C)
O
O
Dalam pengukuran titik didih larutan, kamu harus
memperhatikan satuan konsentrasi zat terlarut. Pengukuran titik
didih berhubungan dengan sistem (larutan) di mana
temperaturnya tidak tetap, jadi kita tidak bisa menggunakan
konsentrasi molaritas (M) yang dipengaruhi oleh temperatur. Oleh
karena itu, pada perhitungan kenaikan titik didih larutan digunakan
molalitas (m). Kenaikan titik didih yang disebabkan oleh 1 mol zat
terlarut dalam 1000 gram pelarut mempunyai harga tetap dan disebut
dengan tetapan kenaikan titik didih molal (Kb). Tiap-tiap pelarut
memiliki harga Kb yang berbeda.
Berdasarkan pengertian tetapan kenaikan titik didih molal, maka
dapat disimpulkan bahwa:
Untuk 1 mol zat dalam 1000 g pelarut, ∆Tb = Kb
Untuk 2 mol zat dalam 1000 g pelarut, ∆Tb = 2 x Kb
Untuk m mol zat dalam 1000 g pelarut, maka diperoleh:
∆Tb = m. Kb
Persamaan 10. Rumus ∆Tb Nonelektrolit
44