Page 63 - MITOS-IKAN-LOMPA
P. 63
Berdasarkan skema di atas, dapat disimpulkan bahwa
terjadi pergeseran antara sifat asli seekor buaya pada
umumnya, yaitu sering menyerang mangsanya, dengan
Buaya Learissa Kayeli yang justru hidup berdampingan
dengan rukun bersama masyarakat Desa Haruku. Selain
itu, terdapat pula pergeseran sikap manusia, dalam hal ini
diwakili oleh masyarakat Desa Haruku, yang cenderung
menjaga jarak atau tertutup untuk hidup dengan binatang
buas seperti buaya. Namun hal tersebut tidak terjadi
pada masyarakat Desa Haruku. Mereka justru bersikap
terbuka dan menerima kehadiran Buaya Learissa Kayeli
di desa mereka.
2. Kelompok II: Buaya Learissa Kayeli membantu buaya-
buaya di Pulau Seram.
Dalam kelompok ini dikisahkan bahwa:
(2) Pada suatu saat, terjadilah perkelahian antara
buaya-buaya di Pulau Seram dengan seekor ular besar
di Tanjung Sial. Dalam perkelahian tersebut, Buaya-
Buaya Seram itu selalu terkalahkan dan dibunuh oleh
ular besar tadi. Dalam keadaan terdesak, buaya-buaya
itu datang menjemput buaya Learissa yang dalam
keadaan hamil tua. Tetapi, demi membela rekan-
rekannya di Pulau Seram, berangkat jugalah sang ‘Raja
Learissa Kayeli’ ke Tanjung Sial. Perkelahian sengit
53
~~~ Kantor Bahasa Maluku 2017 ~~~