Page 1 - Warta Jemaa 18 Desember 2022
P. 1

No. 051 Th. XXXVIII
       18 Desember 2022


        “…dan mereka akan menamakan Dia Imanuel"

        -- yang berarti: Allah menyertai kita.”
         Matius 1: 23

       IMANUEL DALAM HIDUPKU
       Pernahkah  kita  menyadari  betapa  pentingnya  Imanuel  dalam  hidup  kita?  Alkitab
       berkata semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Upah
       dosa adalah maut. Tempatnya di neraka yang mengerikan. Untuk itulah Tuhan Yesus
       Kristus, Sang Imanuel, lahir ke dalam dunia ini untuk menyelamatkan umat manusia
       yang  berdosa.  Imanuel  artinya  Allah  menyertai  kita,  berbicara  tentang  kasih  Allah
       yang  luar  biasa  kepada  umat  manusia.  Imanuel  adalah  penegasan  bahwa  Allah
       mengasihi  kita.  Sehingga  kendati  IA  Mahatinggi  dan  Mahamulia,  IA  bersedia
       mengosongkan  diri-Nya  (meninggalkan  segala  kemuliaan)  datang  ke  dunia  untuk
       selamatkan kita. IA telah dan senantiasa beserta kita, maka benarlah ungkapan: “Allah
       hanya  sejauh  doa”,  dan  Nas  Alkitab  yang  berkata  dimana  dua  atau  tiga  orang
       berkumpul dalam nama-Ku disitu Aku ada. Sebegitu dekatnya Allah dengan kita. Kita
       yang semestinya berada di Neraka sebagai upah dosa kita, tetapi justru Allah lah yang
       merendahkan diri-Nya untuk datang bahkan mendiami hati kita, tinggal bersama kita,
       menghangatkan hati kita, menerangi, menuntun kita. Apalah jadinya jika Allah tidak
       datang ke dalam dunia. Tak tahulah seperti apa rasanya hidup tanpa kehadiran Tuhan.
       Sungguh  patutlah  kita  merespons  hal  ini  dengan  selalu  bersyukur,  membuka  hati
       seluas-luasnya bagi Allah, menjaga relasi dekat dengan-Nya. Menyenangkan hati-Nya
       dengan  meneladan  pada-Nya:  bersedia  merendahkan  diri,  taat  kepada-Nya,  berani
       menghadapi  kesulitan  dan  tantangan  dalam  hidup.  Apabila  saat  ini  hatimu  merasa
       hampa/kosong, “Mengapa Tuhan terasa begitu jauh? Mengapa hidup kerohanianku
       terasa dingin? Atau mengapa aku tidak lagi berkobar untuk melayani Tuhan seperti
       dulu? Mengapa Natal ini kog rasanya aku  malas/enggan/hilang harap/sepi? Bahkan
       rasanya kering dan suram.” Mari menengadah ke atas mendengar kabar baik dari para
       malaikat, lalu seperti gembala bersegeralah ke Betlehem .. percayalah IA telah lahir di
       kandang  hina /hati yang gelap dan kotor; atau seperti Majusi bersegeralah mengikuti
       Bintang ke Betlehem untuk menyembah Yesus Kristus Sang Imanuel.. kiranya hatimu
       segera menjadi hangat oleh Cinta-Nya! Betapa ingin IA dekat denganmu.    (MNT)
   1   2   3   4   5   6