Page 110 - BUKU PAI 1 KELAS 9
P. 110
Pada tahun 1518 M, Raden Patah digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus.
Sebelum menduduki tahta, Pati Unus pernah memimpin armada laut Demak dalam
menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1513 M. Namun, penyerangan itu gagal.
Sekembalinya dari Malaka, ia mendapat gelar Pangeran Sabrang Lor. Setelah Pati Unus naik
tahta, ia tidak mencoba lagi menyerang Malaka. Ia tetap memperkuat pertahanan lautnya
agar Portugis tidak masuk ke Jawa. Sikap permusuhan Demak terhadap Portugis ternyata
sangat merugikan Portugis dan Bandar Malaka karena Demak tidak lagi mengirimkan
barang-barang dagangannya ke Malaka. Para pedagang dari negara lain juga enggan datang
berdagang ke Bandar Malaka. Kekuasaan Kerajaan Demak berakhir pada tahun 1568 M.
Joko Tingkir memindahkan pusat pemerintahan dari Demak ke Pajang, dan di sana ia
mendirikan Kerajaan Pajang.
Trenggana, Demak mencapai puncak
kejayaan dan yang terkuat di Jawa pada awal abad
ke-16 karena berhasil memposisikan diri sebagai
bandar transit penjualan rempah-rempah.
Bukan hanya itu, Trenggana berjasa atas
penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Demak mampu tampil sebagai pusat penyebaran
Gambar : kerajaan demak
Islam di Jawa, dan kekuasaan Demak saat itu Sumber : kompas.com
meliputi sebagian Jawa Barat, Jayakarta, Jawa
Tengah, dan sebagian Jawa Timur.
Selama masa kekuasaan Raden Patah hingga Sultan Trenggana, Demak
merupakan pusat penyebaran Agama Islam dan pusat kekuasaan politik, yang
memegang peranan penting dalam bidang perdagangan. Pada periode ini, komoditi
dagang antara Demak dengan Malaka dan daerah lain yang utama adalah beras,
namun hubungan perdagangan tersebut mulai terganggu sejak Malaka dikuasai
Portugis pada tahun 1511.
PAI & BUDIPEKERTI kelas 9