Page 10 - E-BOOK PERISTIWA RENGASDENGKLOK
P. 10

Pada saat penyusunan naskah proklamasi terjadi lagi

        ketegangan antara golongan muda dan golongan tua yang

        dinilai sebagai budak bangsa Jepang oleh golongan muda.

        Ketegangan itu terjadi dalam rangka menentukan siapa

        yang akan menandatangani teks proklamasi tersebut. M.

        Hatta mengusulkan bahwa semua hal yang hadir pada saat

        itu ikut menandatangani naskah tersebut, mencontoh

        proklamasi kemerdekaan bangsa Amerika Serikat.

                 Hal itu ternyata tidak disetujui, sampai pada akhirnya

        Soekarni           mengusulkan               bahwa          naskah          itu      cukup

        ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta sebagai wakil

        bangsa Indonesia. Hal itu disetujui oleh semua orang yang

        hadir pada saat itu.


                 Setelah penulisan naskah, para golongan tua pulang

        ke kediamannya masing masing sekitar pukul empat pagi

        tanggal 17 Agustus 1945. Naskah yang sudah dibuat itu

        diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Setelah itu

        para golongan muda tidak langsung pulang, karena mereka

        masih memikirkan dimana tempat yang terbaik untuk

        menyebarluaskan teks proklamasi tersebut.

                 Akhirnya pembacaan teks proklamasi dilakukan di


        rumah Soekarno yang berada di Jalan Pegangsaan Timur
        nomor 56 yang sekarang dijadikan sebagai monumen


        proklamasi. Pembacaan teks proklamasi tersebut dibacakan
        pada pukul 10.00 tanggal 17 Agustus tahun 1945, dan


        ditetapkanlah tanggal itu sebagai hari kemerdekaan
        Indonesia.
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15