Page 11 - E-Modul Pelatihan Pengurus Koperasi
P. 11
2. Perkembangan koperasi di Perancis
Pelopor-pelopor koperasi di Perancis antara lain Charles Fourier, Louis
Blance, serta Ferdinand Laselle. Mereka menyadari bahwa setelah terjadinya
revolusi di Perancis dan perkembangan industry yang menimbulkan kemiskinan,
maka nasib rakyat perlu diperbaiki, dengan membangun koperasi-koperasi yang
bergerak di bidang produksi bersama-sama dengan para pengusaha kecil.
Dewasa ini di Perancis terdapat Gabungan Koperasi Konsumsi Nasional
Perancis (Federation Nationale Dess Cooperative de Consummtion), dengan
jumlah koperasi yang bergerak sebagak 467 buah, anggota 3.460.000 orang, toko
9.900 buah dan perputara modal sebesar 3.600 millian france/tahun.
3. Perkembangan koperasi di Jerman
Pada tahun 1848 di Inggris dan
Perancis telah mencapai kemajuan
industry, sedangkan di Jerman
perekonomiannya masih bercorak
agraris. Barang- barang impor dari
Inggris dan Perancis memberikan
tekanan berat bagi perkembangaan
industri di Jerman, demikian juga yang
dialami oleh petani pedesaan. Pada saat
itu muncul pelopor koperasi di Jerman,
yaitu F.W Raiffeisen, walikota
Flammersflied. Gambar 1.3 F.W Raiffeisen
Ia mengajukan agar kaum petani menyarukan diri dalam kumpulan simpan
pinjam. Koperasi Raiffeisen ini kemudia dikenal sebagai koperasi Kredit
Pertanian model Raiffeisen.
4. Perkembangan koperasi di Denmark
Denmark adalah salah satu Negara di Eropa yang dapat dijadikan contoh
sebagai perkembangan koperasi pertanian. kegiatan yang dilakukan oleh para
petani yang tergabung dalam koperasi pertanian perlu dipelajari sebagai pola
yang cocok untuk membangun daerah agrarian. Pada tahun 1952 anggota
6