Page 11 - modul fixx
P. 11

Setelah mengetahui besaran nilai dasar pengenaan pajak (DPP) barulah nilai pajak yang

                       terutang dapat diketahui dengan metode parrhitungan yang berlaku.
                       Rumus;

                       Jika penjualan tidak disertai PPN   PPN Terutang = DPP (10% x DPP)
                       Jika penjualan disertai PPN         DPP = 100/110 x Harga Jual

                                                           PPN terutang = 10% x DPP

                   F.  MEKANISME PENGENAAAN PPN
                       Setiap Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena

               Pajak diwajibkan membuat Faktur Pajak untuk memungut pajak yang terutang. Pajak yang
               dipungut ini dinamakan Pajak Keluaran (output tax). Hal ini sesuai dengan basis akrual (accrual

               basis) yang digunakan oleh UU PPN 1984 dan perubahannya. Pada saat Pengusaha Kena Pajak

               tersebut  di atas membeli Barang Kena Pajak atau menerima Jasa Kena Pajak dari  Pengusaha
               Kena Pajak lain, juga membayar pajak yang terutang, yang dinamakan Pajak Masukan (input

               tax). Pada akhir Masa Pajak, Pajak Masukan tersebut dikreditkan dengan Pajak Keluaran sesuai
               dengan ketemtuan yang berlaku. Dalam hal jumlah Pajak Keluaran lenih besar dari pada jumlah

               Pajak Masukan, kekurangannya dibayar ke Kas Negara selambat-lambatnya tanggal 15 bulan
               berikutnya. Sebaliknya, apabila Pajak Masukan yang jumlahnya lebih besar dari pada Pajak

               Keluaran  maka  kelebihan  pembayaran  Pajak  Masukan  ini  dapat  dikompensasikan  dengan

               utang pajak dalam Masa Pajak berikutnya atau diminta kembali.
                       Sebagai catatan, ketentuan batas waktu setor di atas sesuai dengan Pasal 9 ayat 1 UU

               KUP 2007 juncto Pasal 2 ayat 15 PerMenkeu No. 184/PMK.03/2007 juncto PerMenkeu No.
               80/PMK.03/2010). Akan tetapi, mengacu pada Pasal 15A ayat 1 UU PPN 2009, penyetoran

               PPN oleh Pengusaha Kena Pajak harus dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah

               berakhirnya Masa Pajak dan sebelum SPT Masa PPN disampaikan.
                       Pada akhir Masa Pajak, setiap Pengusaha Kena Pajak diwajibkan untuk melaporkan

               pemungutan  dan  pembayaran  pajak  yang  terutang  kepada  Kepala  Kantor  Pelayanan  Pajak
               setempat selambat-lambatnya: 1) Tanggal 20 setelah akhir Masa Pajak (Pasal 3 ayat 3 huruf a

               UU KUP 2007). 2) Akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak (Pasal 15A UU

               PPN 2009).
                       Instansi Pemerintah, badan-badan tertentu ditunjuk sebagai Pemungut PPN. Pengusaha

               Kena Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak kepada Pemungut
               PPN pada saat membuat surat tagihan wajib membuat Faktur Pajak dan surat setoran pajak.

               Pada  saat  melakukan  pembayaran  Harga  Jual  atau  penggantian,  Pemungut  Pajak  tersebut
               “memungut” pajak yang terutang, kemudian menyetorkan dengan menggunakan Surat Setoran


                                                            7
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16