Page 8 - Toponim Magelang_Final
P. 8

Toponim Kota Magelang     vii












                      masing lokasi diberi nama sesuai dengan fungsi dan kekhasannya, seperti Kebon Polo,
                      Plenkung, dan seterusnya. Sebutan tersebut tentu secara tersirat juga merekam waktu,
                      kejadian, dan fungsional suatu tempat sebagai penanda.

                      Selain nama tempat di Kota Megelang, beberapa bangunan kolonial turut meramaikan
                      monument-monumen sejarah Kota Magelang, salah satunya Rumah Residen Kedu.
                      Lokasi dan bangunan bersejarah ini menjadi mashur tidak saja karena pernah terjadi
                      peristiwa bersejarah berakhirnya “Perang Jawa”, namun juga tercatat dalam sejarah seni
                      Indonesia, ketika pelukis Raden Saleh pada tahun 1857 merekam peristiwa dan tokoh
                      sejarah “Perang Jawa” dalam lukisan Penangkapan Diponegoro. Pangeran Diponegoro
                      terlihat bersama keluarga dan pengikutnya berhadapan dengan Letnan Jenderal
                      Hendrik Merkus de Kock di teras Pendopo Karesidenan Kedu.


                      Lukisan kisah yang sama juga dibuat Nicolaas Pieneman dalam sudut pandang yang
                      berbeda, yakni Penyerahan  Pangeran  Diponegoro kepada Jenderal De Kock. Dua
                      lukisan peristiwa sejarah yang sama, namun mempunyai dimensi cara pandang berbeda
                      keterpihakan antara kaum yang dijajah dengan keterpihakan pada penjajah.

                      Gambaran peristiwa dan tokoh sejarah yang terjadi di Kota Magelang, menunjukkan
                      betapa Kota Magelang  dari masa ke masa  telah memberi andil  yang besar dalam
                      perjalanan sejarah nasional. Jejak sejarah tersebut sampai saat ini masih terekam dalam
                      toponim di Kota Magelang. Sejarah Toponim di Kota Magelang sampai sekarang masih
                      bertahan  dan digunakan  sebagai penanda oleh masyarakat, namun sebagian tempat
                      telah berganti dengan nama baru.


                      Memandang  pentingnya merawat nilai-nilai  kesajarahan  Kota Magelang, Direktorat
                      Sejarah menerbitkan buku sejarah Toponim Kota Magelang. Akhirnya selamat membaca,
                      semoga dengan terbitnya Sejarah Toponim Kota Magelang dapat memberi nilai tambah
                      khasanah kesejarahan khususnya bagi Kota Magelang.



                      Jakarta, November 2018
                      Direktur Sejarah





                      Triana Wulandari
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13