Page 32 - Demo
P. 32

27
ditandatangani paling lambat 30 April 2018. Setelah melalui kesepakaran dengan WTP, maka dilakukanlah proses pembongkaran & relokasi secara bertahap. Hingga di Bulan September 2018, dilakukan pembongkaran bangunan warga. Warga bersama Satpol PP membongkar bangunan di lokasi depan Apotik Geby dan Belakang BRI. Selama 3 bulan, Pemda memfasilitasi WTP pindah ke Rusunawa Buliide dan pembangunan Rumah Layak Huni (Mahayani) melalui sumber dana APBD Kota Gorontalo TA. 2018. Realisasinya WTP pindah ke Rusunawa (4 KK) di Kelurahan Buliide Kec. Kota Barat Kota Gorontalo dan WTP menempati Mahayani (2 KK) di Kelurahan Limba B Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo.
Fasilitasi pembangunan rumah layak huni dengan lokasi tujuan pembangunan di luar Kelurahan Limba B (Kelurahan Dembe 2 Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo) bisa terealisasi tahun 2019 melalui Program BSPS dan fasilitasi rehabilitasi rumah Keluarga Karel Bone untuk ditempati 4 KK dengan sumber dana CSR Bank Sulut Gorontalo (BSG) terealisasi Tahun 2019.
Penanganan WTP berbasis kearifan lokal, komunikasi dan sosialisasi memegang peranan penting yang strategis menangani permasalahan lasbejer sekitar penataan kawasan permukiman Kelurahan Limba B, terutama pada penanganan safeguard, yang kompleksitas permasalahannya cukup tinggi
dan rumit. Terutama mengatasi bagi WTP di Kawasan Lasbejer atau Limba B. Berbagai ragam permasalahan yang terjadi serta karakter masyarakat yang berbeda-beda, menambah begitu rumit dan kompleknya permasalahan yang ada. Tetapi dengan metode pendekatan kearifan lokal nilai-nilai kemanusiaan serta pendekatan keagamaan perlahan tapi pasti, situasi dan kondisi WTP akhirnya dapat diajak berkomunikasi dalam rangkah mencari solusi penyelesaian yang dialaminya. Permasalahan yang ada di Kawasan Lasahido Bersih dan Jernih (Lasbejer) ini bukan rahasia lagi, tapi hampir semua orang mengetahuinya. Namun demikian, situasi ini juga sekaligus menjadi pembelajaran, bukan saja di Lasbejer tapi ditempat lain tentunya. Semua peritiwa dan masalah yang ada didalamnya itu akan menjadi pengalaman yang sangat berharga tentang metode pendekatan bagaimana menyelesaikannya.
Dengan kesabaran pada semua elemen pelaku, yang dilakukan secara persuasif, sehingga penanganan safeguard dapat berjalan sedikit demi sedikit. Semua ini bisa terjadi karena, pendekatan nilai kearifan lokal, menempatkan warga pada posisi memanusiakan manusia hingga pada akhirnya apa yang diharapkan oleh program Kotaku, harapan pemerintah dan harapan kita semua dapat berjalan sesuai yang dikehendaki. Yaitu penanganan kawasan
 MERANGKAI KOTA - LEWAT KATA




























































































   30   31   32   33   34