Page 41 - LUBIS PIRNANDES_PAKET UNIT STRAIN LIKUIFAKSI LEARNING
P. 41
PAKET UNIT PEMBELAJARAN
GELOMBANG DAN LIKUIFAKSI
Riwayat kegempaan dengan skala intensitas yang cukup tinggi di
Kabupaten Kepahiang menjadikan ancaman bahaya gempa bumi sudah lama
menjadi perhatian banyak pihak. Banyak penelitian yang telah dilakukan
terkait dengan analisis kegempaan. Namun, ancaman pergerakan tanah
sebagai efek kegempaan seperti likuifaksi masih sangat sedikit diperhatikan.
Padahal ancaman bencana likuifaksi dapat menimbulkan kerusakan yang luas
pada bangunan dan sarana infrastruktur. Peristiwa likuifaksi dapat
menimbulkan amblesan, keruntuhan, tilting pada bangunan, ground cracking,
kelongsoran (Subowo dkk, 2014).
Secara teoritis, ancaman likuifaksi mengintai daerah-daerah dengan
kondisi tanah bermaterial dominan pasir halus, lanau, lempung, muka air
tanah dangkal, dan yang utama adanya pemicu gempa dengan skala yang
tinggi. Secara spesifik kondisi tanah yang memicu terjadinya bencana likuifaksi
umumnya berhubungan dengan endapan sedimen Kuarter seperti aliran
sungai, lembah daratan Kuarter, sejarah pasang surut daratan, rawa, payau,
delta, estuari, pantai, endapan danau dan endapan gumuk pasir lepas
(Soebowo dkk, 2014). Artinya, ancaman likuifaksi lebih berpotensi pada daerah
yang memiliki struktur tanah lebih aluvial dan jenuh seperti daerah pesisir
pantai. Tetapi menurut Day (dalam Eliesa, 2019), bencana likuifaksi masih
memungkinkan terjadi pada kondisi tanah yang kohesif. Sehingga di daerah
dataran tinggi pun seperti Kepahiang tetap memiliki kemungkinan berpotensi
terkena likuifaksi. Hal ini mengingat potensi gempa terutama gempa baik
gempa laut maupun gempa darat yang tinggi di lokasi ini.
Selain faktor kegempaan, kerentanan terjadinya bencana likuifaksi di
Kepahiang khususnya di Kelurahan Padang Lekat dan Kelurahan Pasar Ujung,
juga disebabkan karena kedua daerah tersebut merupakan daerah yang
berdekatan dengan aliran Sungai Musi dengan karakteristik adanya endapan
aluvial yang dibawa oleh sungai. Endapan aluvial merupakan bahan endapan,
hasil erosi ataupun pelapukan dari daerah hulu sungai yang terendapkan di
daerah hilir yang reliefnya tergolong datar ataupun cekung melalui proses
33

