Page 59 - e-book sungai musi
P. 59
• sebelah timur terdapat Sungai Tengkuruk,
• sebelah utaranya terdapat Sungai Kapuran dan
• di sebelah selatan berhadapan langsung dengan Sungai Musi.
Semua sungai yang mengelilingi BKB itu sekarang sudah menjadi
jalan umum, kecuali sungai musi dan sungai sekanak .
“Ruang daratan” semakin luas ketika dibangun jalan tembusan
mulai dari 1 Ulu di tepi Sungai Ogan hingga wilayah Plaju di tepi
Sungai Komering, jalan ini disebut jalan darat (sungai yang dibuat
daratan). Jalan tersebut sekarang bernama jl K.H. Wahid Hasyim (di
Kertapati), lanjut ke jl A. Yani, jl DI. Panjaitan hingga masuk ke
Komplek Pertamina (Komperta) di Plaju. Sedangkan wilayah
seberang ulu yang posisinya di pinggir sungai musi tidak dijadikan
daratan, jalan ini disebut jalan laut. Pembuatan jalan laut ini dilakukan
dengan membuat jembatan penghubung antar sungai – sungai kecil.
Sungai-sungai di seberang Ulu (jalan laut) walaupun tidak ditimbun,
namun dampaknya terhadap aliran sungai sangat besar sekali. Pada
musim pasang, orang tidak dapat lagi berlayar di dalam sungai
tersebut karena terhalang dengan badan jembatan yang dibangun
untuk menghubungkan antar jalan.
Penduduk pribumi banyak yang menanam pohon karet. Akibat
keuntungan yang besar yang didapat dari pungutan pajak karet, maka
pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1939 membangun
Wilhelmina Brug (Jembatan Ogan, sekarang Jembatan Kertapati) di
daerah seberang ulu , yang menghubungkan antara daerah seberang
ulu dengan daerah Kertapati yang merupakan titik ujung jalan kereta
api dari wilayah pedalaman yang mengangkut batu bara dari tambang-
tambang Bukit Asam ijnsteencolen(BAM). Proses kegiatan
penambangan ini telah dimulai pada 1919. Jaringan kereta api untuk
umum pembangunannya dimulai pada 1911 dan beroperasi 1927.
30 SUNGAI MUSI; Jejak Perjalanan dan Pembangunan Berkelanjutan