Page 77 - e-book sungai musi
P. 77
pendek, kelestarian lingkungan dalam jangka panjang dan
kesejahteraan masyarakat.
Sebagai contoh perubahan iklim global yang semakin nyata.
Tidak ada individu, atau pun negara secara hakiki adalah pemilik
sumber daya alam dan sumber daya alam tersebut akan semakin rentan
jika terlalu sering digunakan ataupun dieksploitasi. Meskipun
eksploitasi tujuannya adalah untuk mengambil beberapa manfaat,
akan tetapi semua orang di permukaan Bumi ini harus membayar
semua biaya lingkungan akibat eksploitasi.
Sangat begitu jelas bahwa semua orang, pelaku bisnis dan
pemerintah harus menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk
mengurus dan merawat planet kita secara berkelanjutan. Kerjasama
dan komitmen di tingkat internasional sangat penting untuk
mengurangi kemiskinan, menstabilkan populasi manusia,
melestarikan lingkungan dan sumber daya alam untuk generasi
mendatang.
Secara kelembagaan internasional Gagasan “lingkungan
hidup” dalam pembangunan baru diusulkan dalam UN Conference on
Human Environment (Stockholm, Swedia, 1972). Dalam konferensi
itu disepakati untuk membentuk lembaga baru dalam lingkungan
Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu United Nations Environment
Program (UNEP) yang berkedudukan di Nairobi, Kenya (1972).
Sepuluh tahun kemudian timbul keprihatinan karena masalah
lingkungan hanya “berjalan di tempat” dan tidak tampak perubahan
berarti dalam tata cara pembangunan. Karenanya, UNEP pada
Conference on Environment di Nairobi, Kenya 1982 merasa perlu
membentuk World Comission on Environment and Development,
yang dipimpin Perdana Menteri Norwegia, Gro Harlen Brundtland.
Lembaga ini bekerja selama 1983–1986 dan menuangkan hasil
kajiannya dalam buku Our Common Future (1987). Hasil laporan
Komisi Brundtland diterima pada Sidang Umum PBB tahun 1989
yang memutuskan untuk menyelenggarakan Konferensi Tingkat
Tinggi PBB, World Conference on Environment and Development
(WCED), di Rio de Janeiro, Brazil, Juni 1992.
SUNGAI MUSI; Jejak Perjalanan dan Pembangunan Berkelanjutan 45