Page 245 - PAI 12 SISWA
P. 245

Muslim  Australia sangat majemuk. Pada
                        Sensus 2006, tercatat lebih dari 340.000
                        muslim di Australia, di mana dari jumlah
                        tersebut sebanyak 128.904 lahir di Australia
                        dan sisanya lahir di luar negeri. Selain
                        migran dari Libanon dan  Turki, negara
                        asal  muslim  lainnya  adalah  Afganistan
                        (15.965),  Pakistan (13.821), Banglades
                        (13.361), Irak (10.039), Indonesia (8.656).        Sumber: www.kompasislam.com
                                                                 Gambar 10.11  Muslimah Aborigin.
                        Dalam tiga dasawarsa terakhir, banyak
                        muslim bermigrasi ke Australia melalui program pengungsi atau kemanusiaan,
                        dari negara-negara  Afrika seperti Somalia dan Sudan. Masyarakat muslim
                        Australia saat ini, sebagian besar terkonsentrasi di Sydney dan Melbourne.
                        Perkembangan Islam di Australia sudah merambah ke kalangan masyarakat
                        Aborigin, suku asli Benua Kanguru itu. Dalam pertemuan organisasi Society
                        for the Scientific Study of Religion di Baltimore akhir Oktober 2012 lalu,
                        sejumlah peneliti dari Religioscope memaparkan kertas kerja mereka tentang
                        pernyataan  media  dan  komunitas  muslim  di  Australia  yang  menyebutkan
                        bahwa makin meningkatnya pemeluk Islam di kalangan masyarakat Aborigin,
                        terutama di kalangan anak mudanya, merupakan “kebangkitan” Islam yang
                        melanda suku Aborigin.
                        Gambaran ini terkait dengan sejarah Islam di  Australia. Sejumlah muslim
                        Aborigin mengklaim mereka membangun kembali identitas sejarah mereka
                        dengan cara masuk Islam, karena ada gelombang perkawinan campur
                        antara pendatang Muslim dengan orang-orang Aborigin pada abad ke-19.
                        Komunitas muslim ini adalah para pedagang yang berlayar dari Pulau Celebes
                        (sekarang Sulawesi) di Indonesia dan orang-orang Arab (ketika itu disebut
                        “Afghan”) yang menetap di pedalaman  Australia dan dijuluki  “Cameleers”
                        atau penunggang unta.

                        Selain melakukan perkawinan campur, mereka juga berbagi budaya, termasuk
                        sejumlah tradisi dalam Islam. Sensus tahun 2001 sampai 2006 menunjukkan
                        peningkatan jumlah muslim Aborigin dari 622 menjadi 1.010 orang.

                        Peneliti Helena Onnudottir dari Religioscope, Adam Possamai (University of
                        Western Sydney) and Bryan S. Turner (Wellesley College) dalam kertas kerja
                        mereka juga mengungkapkan bahwa identitas kekristenan pemerintahan
                        kolonial dan dominasi orang kulit putih atas suku  Aborigin kemungkinan
                        menjadi alasan mengapa berdasarkan hasil sensus, persentase orang Aborigin
                        yang memeluk agama Kristen makin menurun. Agama Kristen Pantekosta,
                        sebagai aliran Kristen yang paling berkembang di Australia, ternyata tidak
                        mendapat tempat di kalangan masyarakat Aborigin.



                                                         Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti  237
   240   241   242   243   244   245   246   247   248   249   250