Page 90 - SENI TEATER BG KLS 5
P. 90

sosial yang justru datang dari orang dewasa. Mengatakan, “Ah, kamu itu
                   menghay      monst  berk      ter    ak
                   orang dewasa, tetapi justru menghambat kemampuan otak dalam menciptakan
                   hal baru. Jika terus menerus terjadi, membuat peserta didik menjadi tidak
                   percaya diri. Sebaliknya, imajinasi berkembang justru ketika guru memberikan
                   respons yang positif. “Wah, monster berkaki tiga! Baru kali ini Ibu dengar. Coba,
                   ceritakan seperti apa monster tersebut. Coba gambarkan seperti apa monster
                   tersebut. Kamu mau memperagakan seperti apa monster berkaki tiga jika sedang
                   berjalan?”


                   Dalam menstimulasi imajinasi peserta didik, sangat penting seorang guru untuk
                   mendengarkan tanpa menghakimi. Pada tahap stimulasi, bermain imajinasi
                   bukanlah tentang seberapa masuk akal pernyataannya, tetapi seberapa mampu
                   peserta didik mengkomunikasikan (menceritakan, menuliskan, menggambarkan,
                   atau memeragakannya) itu kepada orang lain.


























































                  76  |     Buku Panduan Guru Seni Teater untuk SD Kelas V
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95