Page 160 - Kelas VI Tema 2 Kur-2013 Revisi_2018_BS
P. 160

Pengalaman belajar Edo juga berbeda. Edo terkesan dengan berbagai makanan
                          khas yang disajikan di tiap anjungan. Memang, Edo selalu tertarik dengan
                          makanan dari berbagai daerah. Ada singkong santan khas Thailand, ada
                          Pho dari Vietnam, ada Larb dari Laos, dan masih banyak makanan lain yang
                          namanya pun baru Edo tahu. Makanan khas tiap negara menunjukkan pula ciri
                          khas sumber daya alam serta budaya masyarakat di negara tersebut. Walaupun
                          terletak di kawasan yang sama, ternyata masih ada pula sedikit perbedaan pada
                          selera dan isi piring di tiap negara.
                          Berbeda  dengan  Edo  yang  tertarik  dengan  tampilan  aneka  makanan  khas,
                          Beni tertarik dengan anjungan Negara Brunei yang menampilkan Wayang Asik
                          khas negaranya. Wayang ini sekitar tahun 1960 populer di Kampung Ayer, di
                          tepi Sungai Brunei. Saat ini Brunei berusaha mengembangkan kembali minat
                          masyarakatnya  untuk mempelajari wayang  Asik karena popularitasnya yang
                          mulai turun sejak masuknya berbagai budaya asing. Ada hal yang menarik bagi
                          Beni melihat inovasi yang dilakukan anjungan Brunei untuk memperkenalkan
                          wayang Asik. Tidak seperti wayang Indonesia, yang menampilkan sosok
                          legendaris dunia pewayangan, wayang Asik ini menampilkan sosok tokoh
                          manusia dalam bentuk kecil. Tinggi wayang hanya sekitar delapan hingga sepuluh
                          cm. Biasanya wayang ini dibuat dari kertas tebal dengan pegangan dari stik
                          kayu. Nah, di anjungan ini, wayang Asik ditampilkan dengan cara yang berbeda.
                          Tidak menggunakan stik kayu dan tangan sang dalang sebagai penggeraknya,
                          tetapi menggunakan bilah magnet yang ditempelkan di bagian bawah wayang.
                          Wayang akan bergerak ketika bilah magnet di bawah papan peraga bertemu
                          dengan magnet pasangannya, lalu digerakkan. Kreatif! Baru terpikir oleh Beni
                          bahwa magnet pun dapat dijadikan alat bantu untuk menampilkan karya seni.

                          Tak habis-habis daya tarik yang disajikan oleh pameran ini. Udin dan teman-
                          teman sempat juga mengikuti aneka lomba yang diadakan oleh beberapa
                          anjungan negara. Walaupun harus antre untuk mengisi formulir lomba, mereka
                          tidak menyerah. Paling tidak, mereka merasakan untuk ikut satu lomba di salah
                          satu anjungan. Hadiahnya? Tentu saja cendera mata khas dari negara tersebut.
                          Menyaksikan Pameran Budaya ASEAN memberikan Udin dan teman-teman
                          pengalaman belajar yang berharga. Kini pengetahuan mereka semakin kaya.
                          Pengetahuan dari penjelasan guru, dari buku yang dibaca, serta menyaksikan
                          langsung ragam karya dan budaya yang ditampilkan tiap negara ASEAN.
                                                        ---------------------






















                                                                                Aku Cinta Membaca            153
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165